Jiromedia.com -Direktur Eksekutif Lembaga Analisis Politik Indonesia Maksimus Ramses Lalongkoe mengatakan, pertemuan Presiden Joko Widodo dengan Persaudaraan Alumni (PA) 212 tak bisa dilepaskan dari kepentingan Pilpres 2019 nanti.
Menurutnya, pertemuan itu dilakukan juga untuk menggerus suara dari kelompok yang selama ini berada di kubu Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto. "Istilahnya, Jokowi mau menggerus sebagian basis Prabowo. Dan itu tak salah. Sebab semua bakal calon punya hak untuk melakukan konsolidasi politik dengan pemilih," kata Ramses kepada rilis.id, Kamis (26/4/2018). Ramses menilai, tidak ada jaminan semua PA 212 termasuk para pengikutnya akan tetap mendukung Prabowo di Pilpres 2019 mendatang. Sebab, bisa saja kelompok tersebut mengalami perpecahan dan sebagian mendukung Jokowi. "Bila pecah dalam konteks dukung-mendukung ya saya kira wajar dalam politik," ujarnya. Konsolidasi politik, ungkap Ramses, pasti dilakukan oleh semua capres ke berbagai kelompok massa. Karena menurutnya, dukungan terhadap capres tertentu tidak ada yang pasti dalam politik, tergantung negosiasi. "Dalam politik itu tidak ada hal yang kaku sebab ruang politik adalah ruang serba bisa, bisa negosiasi, bisa kompromi, tergantung kesensus," paparnya. Sebelumnya, Jokowi pada Selasa (24/4) kemarin bertemu dengan Persaudaraan Alumni 212 di salah satu masjid di Bohor, Jawa Barat. Jokowi dalam pertemuan itu terlihat bersama pengurus Persaudaraan Alumni 212, yakni Al-Khaththath, Sobri Lubis, Usamah Hisyam, Slamet Maarif, dan Yusuf Marta.(rilis.id)
Menurutnya, pertemuan itu dilakukan juga untuk menggerus suara dari kelompok yang selama ini berada di kubu Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto. "Istilahnya, Jokowi mau menggerus sebagian basis Prabowo. Dan itu tak salah. Sebab semua bakal calon punya hak untuk melakukan konsolidasi politik dengan pemilih," kata Ramses kepada rilis.id, Kamis (26/4/2018). Ramses menilai, tidak ada jaminan semua PA 212 termasuk para pengikutnya akan tetap mendukung Prabowo di Pilpres 2019 mendatang. Sebab, bisa saja kelompok tersebut mengalami perpecahan dan sebagian mendukung Jokowi. "Bila pecah dalam konteks dukung-mendukung ya saya kira wajar dalam politik," ujarnya. Konsolidasi politik, ungkap Ramses, pasti dilakukan oleh semua capres ke berbagai kelompok massa. Karena menurutnya, dukungan terhadap capres tertentu tidak ada yang pasti dalam politik, tergantung negosiasi. "Dalam politik itu tidak ada hal yang kaku sebab ruang politik adalah ruang serba bisa, bisa negosiasi, bisa kompromi, tergantung kesensus," paparnya. Sebelumnya, Jokowi pada Selasa (24/4) kemarin bertemu dengan Persaudaraan Alumni 212 di salah satu masjid di Bohor, Jawa Barat. Jokowi dalam pertemuan itu terlihat bersama pengurus Persaudaraan Alumni 212, yakni Al-Khaththath, Sobri Lubis, Usamah Hisyam, Slamet Maarif, dan Yusuf Marta.(rilis.id)