Pesan Tegas Sandiaga di Tengah Isu Prabowo Cawapres Jokowi

Jiromedia.com -Gara-gara perbincangan antara Sandiaga Uno dengan Romahurmuziy (Rommy), isu soal lobi politik Gerindra agar Prabowo menjadi cawapres Jokowi menjadi diperdebatkan. Untuk menghentikan perdebatan itu, Sandiaga mengeluarkan pernyataan tegasnya.

Sandi yang merupakan Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra bertemu Rommy selaku Ketua Umum PPP dan Ketua Majelis Pertimbangan PPP Suharso Monoarfa, pada Kamis (19/4) lalu. Usai pertemuan itu, Rommy menyebut Sandiaga menanyakan peluang Prabowo untuk menjadi cawapres Jokowi.

Sejurus kemudian, Sandiaga menuding balik. Bukan dirinya yang membahas peluang Prabowo menjadi cawapres Jokowi, namun justru Rommy lah yang pertama memancing pembicaraan soal Pilpres 2019. Padahal sebelumnya, pembicaraan membahas soal isu Ibu Kota.
A
Tentu saja, perang klaim kebenaran dari pihak Rommy dan Sandiaga memunculkan spekulasi. Soal percaya klaim Rommy atau lebih yakin klaim Sandiaga, semuanya sama-sama tak bica diverifikasi langsung. Maka perdebatan mengalir, jangan-jangan benar Prabowo akan menjadi cawapres Jokowi, atau jangan-jangan itu bohong belaka.

"There is a time to speak, there is time to shut your mouth. There is time to quiet. Buat saya, I finished my clarification. Dan menurut saya tidak perlu diperpanjang lagi," kata Sandiaga, tegas, mencoba menghentikan isu liar. Dia berbicara di Kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara, Minggu (22/4/2018).

Opsi kerjasama tetap dibuka. Dia tak mengunci pintu untuk bergandengan tangan bersama pihak lain untuk meningkatkan ekonomi di Indonesia agar lebih baik ke depannya. Soal opsi Prabowo menjadi cawapres, itu sudah terkunci.

"Sudah clear. Tidak perlu diperdebatkan lagi. Pak Prabowo adalah capres yang memegang mandataris dari Gerindra. Jadi diskusinya itu tertutup sekarang. Karena tongkat komandonya ada di Pak Prabowo," kata Sandiaga.

Menyusul kemudian, Ketua DPP Bidang Advokasi Partai Gerindra Habiburokhman, menguatkan pernyatan Sandiaga. Dikatakannya, Prabowo tak mungkin turun derajat dari capres menjadi cawapres. Tak ada pula yang mencoba mengusahakan hal itu di internal Gerindra.

"Sandi sendiri dengan tegas telah membantah. Dan kenyataannya memang tidak ada sama sekali inisiatif dari kami untuk mendegradasikan Prabowo sebagai penantang terkuat Presiden Jokowi menjadi hanya sekadar cawapres," kata Habiburokhman dalam keterangan tertulisnya.

Isu duet Jokowi-Prabowo ini, sebenarnya berembus sejak akhir tahun lalu. Kabarnya, Jokowi dan Prabowo menjalin komunikasi membahas Pilpres 2019 dan kemungkinan maju bersama sejak akhir tahun lalu.

Ada pula peristiwa pertemuan Prabowo dengan politikus pendukung Jokowi, Luhut Pandjaitan di restoran Jepang, Sumire, Hotel Grand Hyatt, Jakarta, 6 April lalu. Pertemuan itu diiringi pula isu soal tawaran Luhut agar Prabowo menjadi cawapres Jokowi saja. Isu ini segera dibantah oleh pihak Partai Gerindra.

Presiden PKS Sohibul Iman ikut bicara soal tawaran itu. Menurut Sohibul, Luhut adalah utusan Jokowi yang menawarkan kursi cawapres untuk Prabowo. Namun Prabowo tetap tidak mau.

Dari kubu pro-Jokowi, ada pernyataan sebaliknya. Ketum PPP Romahurmuziy (Rommy) mengungkap adanya utusan Gerindra yang mendatangi Jokowi. Utusan itu menanyakan soal kepastian apakah Prabowo akan dipilih sebagai Cawapres Jokowi di Pilpres 2019. Namun wacana itu seolah tertiup angin karena partai-partai pendukung tak setuju.

Namun pada 11 April kemarin, Prabowo menyatakan siap maju sebagai capres pada Pilpres 2019. Seolah tak ada lagi tawar menawar Prabowo menjadi yang lain, termasuk menjadi cawapres atau menjadi 'king maker' saja. Hingga akhirnya, isu itu hangat lagi lewat kontroversi pembicaraan Sandi-Rommy.[dtk]

Subscribe to receive free email updates: