Jiromedia.com -Kepala Divisi Advokasi dan Hukum DPP Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean menyayangkan pernyataan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita yang meminta masyarakat menawar harga beras jika ingin bertransaksi.
"Dibilang dungu, nanti dilaporkan. Dibilang goblok, enggak mungkin karena bisa jadi menteri. Mungkin lebih tepat dibilang tidak punya hati, tidak punya jiwa, sehingga tidak bisa merasakan derita rakyat," tulis Ferdinand di Twitter, Kamis (26/4).
Menteri asal Partai Nasdem itu sebelumnya mengatakan masyarakat perlu menawar harga beras yang sudah disesuaikan oleh pemerintah. Diketahui, belum semua pedagang dan pasar menyesuaikan Harga Eceran Tertinggi (HET) beras yang sudah ditentukan pemerintah.
Saat dihubungi redaksi, Ferdinand menduga Mendag Enggar adalah cerminan dari sikap dan perilaku para menteri di Kabinet Keja. Pasalnya, beberapa menteri lain juga pernah mengeluarkan pernyataan yang menyakitkan masyarakat.
Seperti: Beras naik, suruh diet jangan banyak makan. Cabe mahal, suruh nanam sendiri. Daging mahal, makan keong sawah. Daging melonjak, makan jeroan. Sarden ditemukan cacing, sehat berprotein.
"Mendag Enggar cerminan umum dari kabinet. Empati mereka kepada masyarakat hampir tidak ada. Mereka sudah merasa sukses. Penilaian mereka kepada dirinya membutakan realita di lapangan, mereka tidak pernah melihat realita di masyarakat," ujar Ferdinand.
Padahal, lanjut dia, di masyarakat seperti aspirasi yang didengar Ketua Umum Partai Demokrat SBY dan rombongan saat melakukan safari politik di banyak daerah, warga mengeluhkan kenaikan harga bahan pokok, kenaikan harga BBM dan tarif listrik.
"Jadi komentar-komentar seperti ini apalagi datang dari sekelas menteri, menggampangkan masalah dan bukti tidak punya empati," jelas Ferdinand.
Ditambahkannya, yang perlu dilakukan pemerintah untuk menjaga harga beras apalagi menjelang puasa dan lebaran adalah, menyediakan stok beras sebanyak-banyaknya. Jangan sampai pasar dan pedang beras kehabisan suplai. [rmol]