Jiromedia.com - Mantan Panglima TNI Jenderal (Purnawirawan) TNI Gatot Nurmantyo angkat bicara soal kabar yang menyatakan partai tertentu sudah menutup pintu untuk mendukungnya maju dalam Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden 2019.
"Dikatakan Pak sudah tutup di sini, sudah tutup di sini, 'kan begitu. 'Wong' semua ketua partai juga calon wapres, enggak ada calon presiden. Ingat Allah Swt. membolak-balik hati itu semau-maunya, kapan mau pasti terjadi," kata Gatot seusai menjadi pembicara dalam acara Urun Rembuk Kebangsaan yang digagasNusantara Foundation, di Auditorium Perpustakaan Nasional, Jakarta, Rabu (25/4).
Gatot mengatakan bahwa dirinya selalu optimistis terkait dengan Pilpres2019. Optimisme itu, kata dia, bukan berarti dirinya sombong, melainkan karena yang menentukan Presiden dan Wakil Presiden RI 2019 adalah Allah Swt.
"Belum tentu juga saya. Makanya, kalau terpilih siapa pun presidennya, mari sama-sama dukung agar bangsa maju dan bangsa ini optimistis," ujar Gatot.
Ditanya kesiapannya menjadi calon presiden, pria kelahiran Tegal, 13 Maret 1960, itu menyatakan bahwa dalam acara Urun Rembuk Kebangsaan itu dirinya berbicara mengenai optimisme. Dirinya sebagai warga negara juga memiliki hak yang sama.
Apabila Republik Indonesia menghendaki dan rakyat memanggil, dirinya akan selalu optimistis.
Gatot mengatakan bahwa dirinya selalu optimistis terkait dengan Pilpres2019. Optimisme itu, kata dia, bukan berarti dirinya sombong, melainkan karena yang menentukan Presiden dan Wakil Presiden RI 2019 adalah Allah Swt.
"Belum tentu juga saya. Makanya, kalau terpilih siapa pun presidennya, mari sama-sama dukung agar bangsa maju dan bangsa ini optimistis," ujar Gatot.
Ditanya kesiapannya menjadi calon presiden, pria kelahiran Tegal, 13 Maret 1960, itu menyatakan bahwa dalam acara Urun Rembuk Kebangsaan itu dirinya berbicara mengenai optimisme. Dirinya sebagai warga negara juga memiliki hak yang sama.
Apabila Republik Indonesia menghendaki dan rakyat memanggil, dirinya akan selalu optimistis.
"Saya katakan pengabdian saya, menjadi presiden, wakil presiden, terus sampai warga negara, tetap akan mengabdi," kata pria yang ikut dalam Operasi Seroja di Timor Timur itu.[akurat]