Cendekiawan Muslim Kahmi Tidak Tolerir Kecurangan Pemilu

Jiromedia.com -Cendekiawan Muslim yang berhimpun di Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (Kahmi) dalam pertemuan silaturrahim pasca Pemilu 2019 dan menjelang puasa Ramadhan 1440 H (21/4/2019) menyoroti berbagai kecurangan Pemilu yang terstruktur, sistemik dan masif dalam Pemilu 17 April 2019.
Kecurangan Pemilu berdasarkan pemberitaan media sosial masih berlangsung dalam penghitungan suara secara berjenjang ditingkat desa/kelurahan, kecamatan dan kabupaten.
Sehubungan itu, para cendekiawan Muslim Kahmi menyampaikan keprihatinan yang mendalam karena kejujuran, kebenaran dan keadilan tidak diamalkan para penyelenggara Pemilu sehingga terjadi kecurangan Pemilu yang mencederai demokrasi.
Para cendekiawan Muslim Kahmi mengemukakan bahwa kecurangan Pemilu tidak bisa ditolerir. Kecurangan dalam bentuk apapun harus dilawan dan tidak boleh ditolerir karena bertentangan dengan  nilai-nilai dasar perjuangan HMI yang terdapat dalam Alqur’an dan Sunnah Rasulullah SAW.
Oleh karena itu, para cendekiawan Muslim Kahmi menyerukan kepada para penyelenggara Pemilu untuk menghentikan kecurangan Pemilu dalam penghitungan suara dan entry data C1 di KPU karena kecurangan Pemilu merupakan kejahatan demokrasi. Jika kecurangan tidak dihentikan, maka hasil Pemilu akan ditolak oleh rakyat dan Indonesia akan dilanda perpecahan dan konflik sosial dan hal itu tidak dikehendaki Kahmi.

 Turut hadir dalam pertemuan silaturrahim Kahmi antara lain Akbar Tandjung, Ketua Dewan Penasehat Presidium Kahmi, Hamdan Zoelva, Koordinator Presidium Majelis Nasional Kahmi, Siti Zoehro, Anggota Presidium MN Kahmi, Sigit Pamungkas, Anggota Presidium MN Kahmi, Manimbang Kaharyadi, Sekjen Presidium MN Kahmi, Ahmad Ganis, Bahlil, Nazarudin Nasution, Darmansyah, Marzuki Achmad, Anthony Hilman, Afni Achmad, Musni Umar, Musfihin Dahlan dan banyak tokoh Kahmi lintas partai dan ormas.

Subscribe to receive free email updates: