Aceh Mau Referendum, Alumni 115 Perguruan Tinggi Sarankan Jokowi Mundur daripada Indonesia Hancur

Jiromedia.com -Letupan referendum Mualem Aceh untuk memisahkan diri dari NKRI, dikhawatirkan & hampir pasti meluas ke berbagai provinsi lainnya. Oleh sebab itu, alumni dari 115 perguruan tinggi seluruh Indonesia menyarankan Joko widodo mundur ketimbang Indonesia hancur.

Demikian pandangan Nehemia Lawalata, Iwan Ratman PhD, Arief  Budijono, Herdi sahrasad, Teuku Syahrul Ansari SH MH dan Ir Budi Riyanto mewakili para alumni 115 perguruan tinggi dari UI, ITB, Unsrat, Unpad, UGM, ITS, Undip, UII, UIN Jakarta, UIN Yogyakarta, Unsyiah, Cendrawasih dan seterusnya yang mendukung Prabowo-Sandi dalam Pilpres 2019.  

''Tentu saran kami itu terpulang pada kenegarawanan Pak Jokowi sendiri, apakah beliau mau atau tidak untuk mundur,'' kata mereka, yang semuanya cemas dan khawatir atas letupan referendum dari Aceh itu.

Sejauh ini, alumni dari 115 perguruan tinggi telah mendeklarasikan dukungan kepada Pasangan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto - Sandiaga Uno. Deklarasi dibacakan oleh perwakilan alumni dari 115 perguruan tinggi se-Indonesia di gedung Padepokan Pencak Silat TMII, Jakarta, Sabtu (26/1/2019).

Alumni perguruan tinggi itu memahami Indonesia tengah menghadapi gejala krisis ekonomi-politik dan ancaman disintegrasi  karena rakyat berbagai daerah menolak kepemimpinan Jokowi dua periode, akibat kejahatan kecurangan pemilu, proyek OBOR China, pelanggaran HAM dan stagnasi ekonomi, yang dikhawatirkan bisa merusak kehidupan berbangsa dan persatuan-kesatuan NKRI.

Seperti diketahui,Ketua Komite Peralihan Aceh (KPA) dan Ketua DPA Partai Aceh (PA) Muzakir Manaf atau akrab disapa Mualem, akhirnya mengeluarkan pendapat mengejutkan. 

“Alhamudlillah, kita melihat saat ini, negara kita di Indonesia tak jelas soal keadilan dan demokrasi. Indonesia diambang kehancuran dari sisi apa saja, itu sebabnya, maaf Pak Pangdam, ke depan Aceh kita minta referendum saja,” begitu tegas Mualem yang disambut tepuk tangan dan yel,,yel hidup Mualem.

Pendapat dan keinginan itu disampaikan Mualem dalam sambutannya pada peringatan Kesembilan Tahun (3 Juni 2010-3 Juni 2019), wafatnya Wali Neugara Aceh, Paduka Yang Mulia Tgk Muhammad Hasan Ditiro dan buka bersama di salah satu Gedung Amel Banda Aceh, Senin (27/5/2019) malam.

Menurut Mualem, pihaknya sudah mengkaji dan melakukan instropeksi diri terhadap berbagai kelemahan dan kemajuan yang perlu diperbaiki pada masa datang. Nah, berdasarkan pengalaman itulah menurut Mualem, Aceh harus melihat dan meretas jalannya sendiri di masa depan.

“Karena, sesuai dengan Indonesia, tercatat ada bahasa, rakyat dan daerah (wilayah). Karena itu dengan kerendahan hati, dan supaya tercium juga ke Jakarta. Hasrat rakyat dan Bangsa Aceh untuk berdiri di atas kaki sendiri,” ungkap Mualem yang kembali mendapat tepuk tangan dari kader PA dan mantan kombatan GAM yang hadir. 

Letupan Mualem Aceh ini dicemaskan menyebar luas ke berbagai daerah dan menimbulkan gejolak serupa, yang bisa mengguncang hebat Indonesia. [konf]

Subscribe to receive free email updates: