Infoteratas.com - Jalan Jatibaru Raya tepatnya di depan Stasiun Tanah Abang ditutup setiap hari pukul 08.00 WIB hingga pukul 18.00 WIB karena dikhususkan untuk PKL. Kebijakan Pemprov DKI tersebut menuai berbagai respons termasuk dari sopir angkutan kota (angkot).
Seperti yang disampaikan Suwarso, seorang sopir angkot M-10 jurusan Stasiun Tanah Abang-Jembatan Lima. Dia mengaku kerepotan karena tak bisa mengangkut penumpang dari depan stasiun.
"Saya sih dirugikan sekali ya ibaratnya nyari sewa itu di stasiun. Kalau di Jembatan Lima itu sewanya (penumpang) sudah diambil oleh ojek online," kata Suwarso saat ditemui di Jalan Jatibaru Raya, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Minggu (24/12/2017).
"Sekarang ada busway gratis betul sih dia itu ngebantuin dia. Tapi dampaknya juga ke kita nyediain gratis tuh busway," imbuhnya.
Dia pun meminta agar PKL dipindahkan ke lokasi yang lebih layak. Dia mengaku kesulitan karena tak memiliki akses jalan.
"Kalau UU pejalan umum gimana. Badan jalan kok digunakan untuk pedagang kaki lima. Kita orang kecil apa bisanya. Alternatifnya banyak kok lahan yang luas kenapa kok tidak di sana," ujar Suwarso.
Sopir lainnya, Endang, mengeluhkan hal serupa. Dia sampai mengaku bila pendapatannya berkurang.
"Sebelum ditutup sekitar Rp 100 ribu lebih. Tapi kalau buat sekarang ini buat makan saja pas-pasan. Gimana yang kita hidup di Jakarta yang ngontrak punya anak," ujar Endang di tempat yang sama.
"Saya kan kalau pagi bisa 2-3 kali (melewati Stasiun Tanah Abang). Sekarang tidak bisa karena ditutup. Sekarang yang lewat kan busway doang gratis lagi. Angkot ancur tidak bisa sama sekali ambil sewa dari situ. Jadi saya ambil lewat flyover," kata Endang menambahkan.
Di tempat yang sama, seorang sopir lainnya bernama Sandi mengatakan bila macet sebenarnya tetap ada di jalan lain di sekitar Stasiun Tanah Abang. "Kita kalau ditutup merasa dirugikan. Satu itu jalan macet. Yang kita harapkan sewa di Blok H. Kalau masuk dari flyover KS Tubun macetnya bisa 3 jam lebih kalau siang," kata Sandi.
Tak hanya sopir angkot, sopir bajaj juga mengaku merasa kesulitan mengangkut penumpang. Salah seorang sopir bajaj yang mengeluh yaitu Eko.
"Itu kan jalan raya tapi dibuat pasar gimana kan bukanya jam 6 sore dan jam 8 pagi ditutup sudah tidak bisa narik. Seharusnya kan di arah Jaibaru bisa dibuka sebelah masa dua-duanya ditutup semua," kata Eko.(detik.com)