Infoteratas.com - Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dalam mencomot rujukan dari para syekh yang seolah mendukung mereka, ternyata kutipannya tidak lengkap atau malah gagal paham sehingga terkesan asal comot. .
. . HTI sebelumnya ketahuan memotong kalimat dari Syekh Wahbah az-Zuhaili, hnaya diambil bagian yang terkesan mendukung HTI tapi memotong kalimat selanjutnya. Baca ini https://t.co/Kpq5uQU9lA1. Saya mau kultwit tentang kecerobohan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) mencomot rujukan dari para syekh yang seolah mendukung mereka, padahal kutipannya tidak lengkap atau malah gagal paham sehingga terkesan asal comot. Simak yuk 🙏— Nadirsyah Hosen (@na_dirs) 7 Desember 2017
. .2. HTI sebelumnya ketahuan memotong kalimat dari Syekh Wahbah az-Zuhaili, hnaya diambil bagian yang terkesan mendukung HTI tapi memotong kalimat selanjutnya. Baca ini https://t.co/Kpq5uQU9lA— Nadirsyah Hosen (@na_dirs) 7 Desember 2017
. .4. Bahkan saat Syekh Wahbah az-Zuhaili datang ke Indonesia beliau menjawab dg tegas bahwa beliau tidak setuju khilafah. Beliau bilang gerakan mendirikan kembali khilafah ini dilakukan oleh mereka yg gak paham Islam. Baca ini https://t.co/uUKXmCK6nv3. Yang dikutip oleh HTI hanya baris pertama sebelum koma. Padahal aslinya ini spt yg tampil diskrinsut. Syekh Wahbah terangan2 mengatakan yang penting itu adanya negara dimana ada pemimpin atau yang berwenang mengurusinya. http://pic.twitter.com/QOc34NriR6— Nadirsyah Hosen (@na_dirs) 7 Desember 2017
. .4. Bahkan saat Syekh Wahbah az-Zuhaili datang ke Indonesia beliau menjawab dg tegas bahwa beliau tidak setuju khilafah. Beliau bilang gerakan mendirikan kembali khilafah ini dilakukan oleh mereka yg gak paham Islam. Baca ini https://t.co/uUKXmCK6nv— Nadirsyah Hosen (@na_dirs) 7 Desember 2017
. .5. Satu contoh lagi bgm HTI gagal paham dan mencomot seenaknya kutipan pendapat para syekh. Hafidz Abdurrahman Ketua DPP HTI posting di akun twitter dan fb kutipan dari Syekh Ali Jad el-Haq mantan syekh al-Azhar dalam kitab fatawa al-Azhar (7/359) . Kutipannya ngawur ternyata 😀 http://pic.twitter.com/ha3R0gCFXk— Nadirsyah Hosen (@na_dirs) 7 Desember 2017
. .6. Ini sosok Hafidz Abdurrahman ketua DPP HTI yg dulu bilang HTI sdh punya road map untuk gerakan mendirikan khilafah http://pic.twitter.com/nvtC6aVuMa— Nadirsyah Hosen (@na_dirs) 7 Desember 2017
. .7. Seorang netizen @rifqmohammad menunjukkan bahwa itu bukan teks fatwa dari Syekh Ali Jad el-Haq. Ternyata itu teks dari kitab al-Faridhoh al-Ghoibah karya M Abdus Salam Faraj http://pic.twitter.com/TMw9PQ4Apd— Nadirsyah Hosen (@na_dirs) 7 Desember 2017
. .9. Saya sendiri langsung double-check ke kitab Fatawa al-Azhar 7/359 dan menemukan bahwa teks tersebut ada di fatwa tsb tapi ini dlm konteks mengulas buku Faridhoh al-Ghoibah, bukan pendapat Syekh Jad el-Haq Ali Jad el-Haq. Ini skrinsutnya http://pic.twitter.com/8BHAgZuqBn8. Cover depan kitabnya juga diposting oleh @rifqmohammad spt bisa kita di sini http://pic.twitter.com/lSrFNlyb2S— Nadirsyah Hosen (@na_dirs) 7 Desember 2017
. .9. Saya sendiri langsung double-check ke kitab Fatawa al-Azhar 7/359 dan menemukan bahwa teks tersebut ada di fatwa tsb tapi ini dlm konteks mengulas buku Faridhoh al-Ghoibah, bukan pendapat Syekh Jad el-Haq Ali Jad el-Haq. Ini skrinsutnya http://pic.twitter.com/8BHAgZuqBn— Nadirsyah Hosen (@na_dirs) 7 Desember 2017
10. Darimana kita tahu bhw Syekh al-Azhar sedang mengulas kitab al-Faridhoh al-Ghoibah? Mudah saja, lihat bagian depan fatwanya saat menuliskan pertanyaan http://pic.twitter.com/DRdhvKfjY1— Nadirsyah Hosen (@na_dirs) 7 Desember 2017
. .
11. Nah, jelas sudah kesalahan kutipan @Hafidz_AR1924 akan fatwa al-Azhar. Yang dicomot adalah kutipan dari kitab yang sdg diulas, bukan pendapat dari Syekh Jad el-Haq Ali Jad el-Haq. Malah kalau baca teks fatwa panjangnya isinya menolak paham HTI— Nadirsyah Hosen (@na_dirs) 7 Desember 2017
Demikianlah penjelasan dan bukti yang bisa kita sampaikan bahwa HTI paling tidak sudah dua kali HTI tercyduk asal comot penjelasan dari kitab para syekh. Sekali lagi, jangan mau dibohongi sama HTI yah. Ngajilah sama para Kiai NU yang sanad keilmuannya jelas.
BENDERA HTI DAN PEMBELAAN KHAWARIJ
Pada ILC semalam Felix Siauw bilang, apa salahnya umat Islam Indonesia membawa bendera bertuliskan kalimat syahadat?
Sebentar, bendera yang digunakan HTI memang menggunakan kalimat syahadat sebagai lambangnya. ISIS juga menggunakan tulisan yang sama pada bendera kelompoknya, hanya saja dengan khat (jenis font) yang berbeda. Saudi Arabia juga menggunakan kalimat yang sama pada benderanya, dengan warna dasar hijau.
Kalau mengikuti logika Felix, maka di Indonesia kita bebas mengibarkan bendera HTI, ISIS atau bendera Saudi Arabia? Padahal sebagai bangsa kita punya identitas sendiri, punya bendera sendiri, punya lambang sendiri.
ISIS dan HTI jelas sebagai gerakan politik. Catatannya mereka selalu membuat kekacauan dan makar di berbagai negara. Mereka berlindung di balik jargon-jargon agama untuk mengelabui rakyat.
Benderanya menggunakan kalimat suci umat Islam. Jadi kalau mereka ditentang, jawabannya selalu sejenis : kamu menentang Islam? Sama seperti Felix yang mengatakan apa salahnya umat Islam Indonesia membawa bendera tauhid? Jika kamu tidak setuju dengan bendera HTI, berarti kamu membenci dua kalimat syahadat?
Bukan. Ini bukan bendera tauhid dan tidak ada hubungannya dengan ketauhidan. Ini bendera HTI. HTI adalah parpol, hal itu ditegaskan dalam situsnya. Sebagai parpol organisasi itu terlarang di Indonesia, sebab niatnya memang mau menghancurkan Indonesia dengan mengubah sistem pemerintahan kita. Secara hukum organisasi ini terlarang di Indonesia sama seperti PKI.
Sejarah mencatat tidak ada negara yang dimasuki HTI dan ISIS yang berubah menjadi negara hebat. Semua negara yang HTI dan ISIS-nya menguat, akan menjadi negeri porak poranda. Contohlah Libya, sebuah negara yang tadinya paling makmur di Afrika. Kini rakyatnya merana karena hadir orang-orang beringas dan serakah yang menggunakan slogan agama. Bendera yang digunakan para pengacau di Libya sama : sama-sama bertuliskan kalimat syahadat.
Mereka yang menghancurkan Libya juga dulu berteriak seperti Felix, "Kami membawa misi agama. Ingin menegakkan khilafah." Hasilnya? Nol besar. Rakyat di negara itu kini paling menderita. Kekejian dan kekejaman muncul dimana-mana. Kekayaan negara di jarah tangan asing. Semuanya karena ditipu oleh orang-orang yang menggunakan tulisan syahadat itu sebagai benderanya.
Bukan saatnya lagi kita berdebat apakah yang di bawah HTI sekarang adalah panji yang sama yang di bawa Rasulullah, atau berbeda sama sekali. Logikanya sih, berbeda. Wong di jaman Rasul perkembangan aksara arab belum seperti yang ada di tulisan bendera HTI itu, kok.
Tapi perdebatan itu yang mereka ingin arahkan, bahwa bendera HTI sama dengan bendera Rasul, lalu mereka mengklaim sedang mewakili Islam. Lalu mereka dengan seenaknya merusak tatanan kebangsaan kita.
Argumen Felix persis seperti pasukan Muawiyah saat terdesak dalam peperangan Shiffin menghadapi pasukan Amirul Mukminin Imam Ali Ibn Abu Thalib. Saat itu pasukan Imam Ali berhasil mendesak musuhnya yang memberontak terhadap pemerintahannya yang syah. Mereka sebentar lagi bisa dikalahkan. Tapi musuhnya licik. Mereka menancapkan lembaran-lembaran Al Quran di pedang-pedangnya.
Sebagian pasukan Imam Ali goyah. Mereka mengusulkan kepada khalifah untuk menghentikan peperangan, karena, menurut mereka musuh telah menancapkan kalimat suci Al Quran di pedangnya. Imam Ali menolak, karena tahu ini hanyalah taktik licik pasukan Muawiyah yang menggunakan simbol-simbol ayat Al Quran. Tapi orang-orang bodoh dalam pasukan meminta Imam Ali menghentikan perang. Mereka bahkan mengancam.
Orang-orang bodoh dan tekstual itu mudah ditipu dengan simbol. Mudah diperdaya dengan lembaran Al Quran yang ditempelkan di ujung pedang musuhnya. Merekalah yang kemudian dikenal sejarah sebagai kaum Khawarij. Mungkin di jaman ini, orang dengan jenis yang sama juga masih banyak : mereka mudah diperdaya dengan bendera bertuliskan dua kalimat syahadat.
Mirip bendera HTI. Mirip bendera ISIS.
Kita tahu akhirnya, sejarah Islam terus mengucurkan darah. Dengan pedang kaum Khawarij itu jugalah Amirul Mukminin Ali ibn Abu Tholib terbunuh di sebuah subuh. Sampai kini kaum khawarij semakin berkembang biak, juga di Indonesia. Mau bukti? Itulah mereka yang percaya bahwa bendera HTI sama sucinya dengan kalimat syahadat.
Apa salahnya umat Islam Indonesia membawa bendera bertuliskan syahadat? Tanya Felix Siauw,
Jelas salah. Itu bendera HTI. Dan HTI --seperti juga PKI-- adalah oragansiasi terlarang di Indonesia.
Kalau tidak percaya, coba Felix mengibarkan bendera HT itu di Saudi Arabia. Atau di Turki. Saya yakin, baru juga dikerek, Felix akan langsung masuk bui. Meskipun bendera Saudi, sama-sama bertuliskan kalimat tauhid. Kenapa? Karena di Saudi atau Turki, HTI adalah organisasi terlarang.
"Kenapa di Indonesia bendera HTI masih berkibar?
"Karena di Indonesia banyak kaum Khawarij ya, mas," jawab Bambang Kusnadi, sambil melayani pembeli di warung buburnya.
Cirpstory.com/eko kuntadhi.com