Infoteratas.com - Banjir mengacaukan arus lalu lintas di sejumlah titik jalan di Jakarta, Senin (11/12/2017).
Bahkan beberapa lokasi yang lumpuh akibat banjir sampai viral di Medsos.
Imbasnya kinerja Gubernur Anies Baswedan dan Wagub Sandiaga Uno dicibir warganet tanpa ampun.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Pemprov DKI mengeluarkan data lengkap ketinggian genangan sampai lama air tergenang untuk menjawab hal tersebut.
Inilah data yang dirilis BPBD DKI :
1. Jakarta Pusat
- Jalan Cikini Raya (Titik kenal Bank
Mandiri Taspen)
Ketinggian air : 10 - 15 centimeter
Lama genangan : 2,5 jam
- Jalan Penjernihan 1 (depan TPU Karet
Bivak)
Ketinggian air : 20 - 30 centimeter
Lama genangan : 2,5 jam
- Jln Bendunganhilir (titik kenal RSAL
Mintoharjo)
Ketinggian air : 10 - 20 centimeter
Lama genangan : 1,5 jam
- Jalan Krekot, Pasarbaru
Ketinggian air : 10 - 30 centimeter
Lama genangan : 0,75 jam
- Jl Ridwan Rais
Ketinggian air : 10 - 20 centimeter
Lama genangan : 1,75 jam
- Jl Jatibunder
Ketinggian air : 10 - 20 centimeter
Lama genangan : 0,5 jam
2. Jakarta Utara
- Tol Kemayoran-Tanjungpriok Km 16 -
800
Ketinggian air : 10 - 15 centimeter
Lama genangan : 2,5 jam
- Jalan Yos Sudarso (depan gedung Altira)
Ketinggian air : 10 - 30 centimeter
Lama genangan : 1,5 jam
- Jalan Boulevard Barat (Titik kenal MOI)
Ketinggian air : 10 - 30 centimeter
Lama genangan : 2 jam
3. Jakarta Barat
- Jalan S Parman (depan apartemen Slipi)
Ketinggian air : 10 - 20 centimeter
Lama genangan : 2,5 jam
4. Jakarta Selatan
- Jln lampu merah ITC Fatmawati
Ketinggian air : 10 - 20 centimeter
Lama genangan : 2 jam
- Jln Sultan Iskandar Muda (depan Mall
Gandaria City)
Ketinggian air : 20 - 30 centimeter
Lama genangan : 2 jam
- Jln H. Syahrin
Ketinggian air : 10 - 20 centimeter
Lama genangan : 2 jam
- Jln Radio Dalam
Ketinggian air : 10 - 20 centimeter
Lama genangan : 2 jam
- Jln Adityawarman
Ketinggian air : 10 - 15 centimeter
Lama genangan : 2 jam
- Jln Trunojoyo (PLN Bulungan)
Ketinggian air : 50 centimeter
Lama genangan : 2,5 jam
- Jalan Jenderal Sudirman, Karet
Semanggi (depan sampoerna strategic/
univ atmajaya)
Ketinggian air : 30 - 60 centimeter
Lama genangan : 2 jam
- Jalan Rasuna Said
Ketinggian air : 20 - 30 centimeter
Lama genangan : 2 jam
- Jalan Sultan Hasanudin (titik kenal
terminal Blok M)
Ketinggian air : 20 - 30 centimeter
Lama genangan : 2 jam
- Jalan Gatot Subroto (titik kenal
Kemenaker)
Ketinggian air : 20 - 40 centimeter
Lama genangan : 2 jam
- Jalan Puloraya (belakang Walikota
Jaksel)
Ketinggian air : 20 - 50 centimeter
Lama genangan : 2 jam
- Jalan Prof Dr Satrio (depan gedung
muamalat)
Ketinggian air : 20 - 50 centimeter
Lama genangan : 2 jam
- Jl RM Margono Djojohadikoesomo
(depan BNI 46)
Ketinggian air : 15 - 20 centimeter
Lama genangan : 1,5 jam
- Underpass Dukuhatas
Ketinggian air : 100 centimeter
Lama genangan : 3,5 jam
- Jalan Kemangutara IX, Durentiga
Ketinggian air : 10 - 40 centimeter
Lama genangan : 2 jam
- JL Denpasar (komplek Menteri)
Ketinggian air : 10 - 30 centimeter
Lama genangan : 1 jam
- JL Kemang Raya, Bangka
Ketinggian air : 10 - 30 centimeter
Lama genangan : 1 jam
Kepala Badan Penanggulangan dan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, Jupan Royter menegaskan koordinasi BPBD dengan Badan Meteorologi Klimitologi dan Geofisika (BMKG) tidak pernah putus.
Termasuk dengan Dinas sumber Daya Air (SDA), Bina Marga, Walikota, Camat, Lurah hinga perangkat RT wakil dari masyarakat.
Jupan menilai genangan yang terjadi saat hujan dua hari ini akibat tingginya curah hujan. Namun bukan siklus lima tahunan.
Dia berharap warga dapat sigap, tanggap dan galang dalam menghadapi banjir seperti apa yang diisntruksikan oleh Gubernur Anies.
"Untuk prediksi cuaca kami terus kordinasi dengan BMKG. Kemudian kami petakan daerah rawan banjir dan longsor. Disitu semua harus sigap," kata Jupan.
Sementara itu, Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta, Ricardo menilai Dinas SDA terlalu cepat menyatakan siap sebelum pastikan seluruh potensi yang bisa menyebabkan banjir dapat diatasi.
Bahkan untuk pompa yang jelas terulang setiap tahun mengalami kerusakan, Dinas SDA hanya menyatakan siap dan ternyata hasilnya berbeda.
"Kami masih belum lihat terobosan apa yang diambil untuk mengatasi banjir di Jakarta. SDA berkali-kali menyatakan harus menertibkan seluruh bangunan bantaran kali yang mempersempit lebar kali. Itu pendekatan salah karena air itu tidak harus dialirkan semuanya ke laut, tapi diresapi," tegas Ricardo.
Sandiaga: 50 Persen Laporan Banjir Hoax
Gubernur-Wakil Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno, menilai sistem pelaporan banjir saat ini kurang optimal. Pasalnya, masih ada data tentang banjir yang tidak akurat.
"Dari data (laporan banjir) yang masuk, 20 persen terverifikasi, 50 persennya hoax," kata Sandi di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (19/10/2017).
Baca juga: Anies-Sandi akan Benahi Sistem Pelaporan Banjir
Maka itu, Anies-Sandi pagi tadi memanggil sejumlah pihak terkait masalah banjir, yakni PPSU, BPBD, Dinas Sosial, dan Diskominfo DKI Jakarta. Anies-Sandi meminta adanya pembenahan dalam sistem pelaporan banjir.
"Lalu bagaimana kita bisa bertindak dengan laporan yang tidak terverifikasi? Kita akan membuat proses pelaporan yang langsung otomatis bisa terverifikasi. Artinya, mereka-mereka yang bertugas itu adalah orang-orang yang memang laporannya sahih. Ada laporan masyarakat, tapi ada juga laporan dari yang bertugas," papar Anies di lokasi yang sama.
Sebelumnya, Pemprov DKI bersama instansi terkait akan menunjuk aparat yang akan bertugas sebagai tim pelapor. Pelapor itu bisa dari RW hingga relawan.
"Intinya adalah yang melaporkan adalah orang yang memang kita beri tugas di daerah yang rawan. Nah, siapa pelapornya nanti didiskusikan, bisa PPSU, bisa RT, bisa RW-nya, bisa relawan," terang Anies.
Berikut ini adalah Video statemen Anies-Sandi bahwa laporan warga soal data banjir 50% HOAX;
Berikut ini adalah Video statemen Anies-Sandi bahwa laporan warga soal data banjir 50% HOAX;