Moeldoko Bilang Impor Beras Tak Perlu Diributkan, Fadli Zon Pasang Status Keras: Matamu!

Jiromedia.com -Wakil Ketua DPR Fadli Zon kembali mengomentari soal polemik impor beras jutaan ton yang dilakukan Kementerian Perdagangan (Kemendag).

Impor beras yang dilakukan Menteri Agama Engartiasto Lukita banyak menuai kritik, tidak hanya dari pengamat ekonomi seperti Rizal Ramli, tetapi juga dari pejabat pemerintah itu sendiri, yakni Kepala Bulog Budi Waseso.

Seperti diberitakan sebelumnya, Budi Waseso (Buwas) sampai mengatakan 'matamu' ketika menanggapi komentar Menteri Perdagangan yang menyebutkan soal gudang beras itu urusan Bulog.

Ribut Budi Waseso dengan Engartiasto Lukita itu kemudian mengundang Kepala Staf Kepresidenan Jenderal (Purn) Moeldoko pun berkomentar.
Moeldoko meminta sejumlah pihak untuk berhenti berkomentar seputar impor beras dan tidak perlu meributkan lagi.

Berita pernyataan Moeldoko itu kemudian di-share atau dibagikan oleh Fadli Zon melalui akun twitternya.
Pada komentar pertama terhadap satu link berita berisi pernyataan Moeldoko, Fadli Zon meminta tetap harus diusut kasus itu.
"Tak perlu dibicarakan tapi perlu diinvestigasi.

@GeneralMoeldoko," ujar Fadli Zon.
Tetapi, satu jam kemudian, Fadli Zon kembali men-share berita yang sama tetapi dari link website yang berbeda dan komentar kali ini sangat keras.
"Matamu!" tulis Fadli Zon di akun twitternya.

Simak statuf Fadli Zon berikut ini yang menanggapi berita berisi pernyataan Jenderal (Purn) Moeldoko


@fadlizon: Soal kita skrg "ketidakadilan" ekonomi, hukum, sosial n "ketidakmakmuran". Harus kembali menuju pemerintahan yg bisa ciptakan "adil makmur".
Ungkap Dalang Impor Beras Jutaan Ton
Sebelumnya diberitakan, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon menanggapi pernyataan Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso terkait persoalan impor beras.

Dilansir dari TribunWow dari akun Twitter Fadli Zon pada Rabu (19/9/2018), Fadli menanggapi cuitan dari Rosianna Silalahi.
Fadli Zon mengatakan bahwa dalang impor beras harus segera diungkap.

Tidak hanya itu, Fadli menyerukan tidak hanya dalang impor beras yang harus diungkap tetapi juga pihak-pihak yang mendapatkan keuntungan dari impor beras tersebut. “Harus diungkap siapa dalang impor beras, siapa yg dpt keuntungannya?,” tulis @fadlizon seperti dikutip Tribunwow.

Diketahui, Rosianna Silalahi mengunggah cuplikan konferensi pers Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso melalui akun Twitternya.

"Konpres Dirut Perum Bulog, Budi Waseso soal import beras,” tulis @Rosianna766Hi
Budi Waseso Keluhkan Impor Beras
Dalam cuplikan video konpers tersebut, Direktur Utama Perum Bulog mengatakan bahwa dirinya bingung persoalan ini tentang negara atau bukan.

Budi juga mengajak agar semua pihak untuk saling berkoordinasi dan menyamakan pendapat sehingga ada penyelesainnya.
Budi Waseso menjelaskan kalau dirinya mengeluhkan fakta tentang gudang bulog yang sudah tidak mampu menyimpan, sehingga harus menyewa gudang lagi.

Hal tersebut dapat menimbulkan biaya pengeluaran baru.
“Saya juga bingung, ini warga negara atau bukan, ini berpikir negara atau bukan, cobalah kita sama-sama gunanya berkoordinasi itu kita menyamakan pendapat, kira-kira ini lo prediksinya, jadi kalau saya mengeluhkan fakta gudang saya ini sudah tidak mampu menyimpan, bahkan saya harus menyewa gudang untuk menyimpan itu kan cost tambahan,” kata Budi Waseso
Polemik antara Budi Waseso (Buwas) dan Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita ini berawal dari izin impor beras untuk Bulog sebanyak 2 juta ton.

Keputusan persetujuan Enggar itu didasari karena menurutnya stok beras belum aman dan produksi beras lokal terbatas karena peralihan fungsi lahan sawah yang gencar dilakukan.
Enggar pun mengatakan jika permohonan itu telah diminta oleh Badan Urusan Logistik (Bulog).

Namun, Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso (Buwas) membantah dirinya yang meminta agar impor beras itu terlaksana.
Buwas menegaskan keputusan impor beras sebanyak 2 juta ton yang kuotanya diberikan kemendag dilakukan sebelum dirinya menjabat dirut Bulog.

Buwas juga menjelaskan gudang yang dimiliki Bulog saat ini tidak cukup menampung stok beras sehingga Bulog pun harus menyediakan gudang tambahan sebelum didistribusikan ke pasar.
Buwas mengungkapkan pihaknya bahkan harus menyewa gudang milik institusi negara lain untuk mengakomodir stok beras tersebut.

"Secara kapasitas, gudang Bulog mampu menampung tiga juta ton beras, tetapi karena ada beberapa yang harus diperbaiki, rusak, dan lainnya jadi hanya mampu 2,2 juta ton. Hari ini kita sewa dan pinjam gudang milik TNI AU buat menyimpan beras di luar gudang Bulog," jelas Waseso di Pasar Raya Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat (14/9/2018) yang dikutip dari Kompas.com.

SUMBER : NUSANEWS

Subscribe to receive free email updates: