Kasus ini terus bergulir hingga Bawaslu (Badan Pengawas Pemilu) memanggil Andi untuk memberikan keterangan terkait isu tersebut. Andi tak bisa hadir karena ayahnya sedang sakit dan berada di Lampung. Karena tak hadir, Bawaslu akhirnya memutuskan menghentikan kasus tersebut. Cuitan Andi tak dapat dibuktikan.
Terkait isu ini, salah satu TV menghadirkan dua narasumber Roy Suryo dan Ruhut Sitompul. Seperti apa komentar keduanya?
1. Bawaslu harus datangi Andi Arief
bawaslu. ©2012 Merdeka.com
Andi Arief sempat mangkir dari panggilan Bawaslu pusat karena berada di Lampung. Saat itu ayahnya sakit. Karena itu, Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Roy Suryo meminta Bawaslu untuk menjemput Andi Arief, agar kasus mahar ini segera diselesaikan.
"Ada baiknya Bawaslu juga kejar kalau memang ada (kabar) seperti itu," kata Roy dalam acara Isu Mahar Sandiaga, Dari Demokrat Entah Kemana di CNN Indonesia TV, Senin (3/9).
Roy menambahkan jika Bawaslu datang ke Lampung, dan memeriksa Andi Arief di sana, mungkin masalah ini sudah selesai. "Jadi bagaimana caranya agar Bawaslu ini mendengar keterangan Andi," katanya.
Pernyataan Roy ini juga disetujui oleh Ruhut Sitompul. Menurutnya, Bawaslu harus melakukan jemput bola pada Andi Arief. "Jadi sebenarnya Bawaslu harus jemput bola. Ayahnya (Andi) lagi sakit, dia ke Lampung, dia siap diperiksa oleh Bawaslu. Kalau memang utusan dari Bawaslu pusat ga bisa, (maka) Bawaslu provinsi." kata Ruhut.
2. Pernyataan Andi Arief bukan mewakili partai
Roy Suryo. ©kapanlagi.com
Andi Arief menuliskan cuitan tentang mahar Sandiaga Uno sebesar Rp 500 miliar untuk PKS dan PAN. "Soal Mahar entah dalam bentuk penaklukan atau kampanye sudah diakui Sandi Uno, Pimpinan PAN dan PKS yang telah menghujat saya tak perlu minta maaf pada saya, tapi saya anjurkan lihat muka di cermin."
Cuitan selanjutnya dia menulis, "Saya berniat baik, mencegah Pak Prabowo mengambil langkah salah. Jika ini saya teruskan ke ranah hukum, Sandu Uno bisa terindikasi suap karena masih menjabat wagub dan Pimpinan PAN-PKS bisa terlibat. Ini sudah jadi pengetahuan publik."
Masalah ini, Roy Suryo menegaskan bahwa cuitan Andi Arief tentang mahar ini bukan mewakili partai, melainkan secara pribadi. "Yang jelas adalah pengakuan mas Andi Arief itu kan dicuitkan dalam akun pribadinya Twitternya beliau, bukan dalam akun @partaidemokrat." kata Roy.
Cuitan selanjutnya dia menulis, "Saya berniat baik, mencegah Pak Prabowo mengambil langkah salah. Jika ini saya teruskan ke ranah hukum, Sandu Uno bisa terindikasi suap karena masih menjabat wagub dan Pimpinan PAN-PKS bisa terlibat. Ini sudah jadi pengetahuan publik."
Masalah ini, Roy Suryo menegaskan bahwa cuitan Andi Arief tentang mahar ini bukan mewakili partai, melainkan secara pribadi. "Yang jelas adalah pengakuan mas Andi Arief itu kan dicuitkan dalam akun pribadinya Twitternya beliau, bukan dalam akun @partaidemokrat." kata Roy.
3. PAN dan PKS harus laporkan Andi Arief jika tak ada mahar
Ruhut Sitompul. ©dpr.go.id
Andi Arief memang menyinggung Partai PAN dan PKS yang menerima mahar tersebut. Untuk itu, Ruhut meminta PAN dan PKS untuk melaporkan Andi Arief jika isu mahar ini memang tak ada alias hoaks.
Menurutnya, jika PKS dan PAN hanya diam saja, maka ada kemungkinan isu mahar ini benar adanya. "kalau ada terima mahar, kau diam, betul kau terima," kata Ruhut.
"Karena itu hati-hati partai-partai koalisi pendukung Prabowo-Sandi, bisa gak lolos parliamentary threshold." tambah Ruhut.
Menurutnya, jika PKS dan PAN hanya diam saja, maka ada kemungkinan isu mahar ini benar adanya. "kalau ada terima mahar, kau diam, betul kau terima," kata Ruhut.
"Karena itu hati-hati partai-partai koalisi pendukung Prabowo-Sandi, bisa gak lolos parliamentary threshold." tambah Ruhut.
4. Partai Demokrat tak lindungi Andi Arief
andi arief. merdeka.com
Roy Suryo menegaskan tak melindungi Andi Arief dalam kasus cuitan mahar ini. Bahkan Partai Demokrat sudah mendorong Andi Arief untuk mendatangi Bawaslu untuk memberikan keterangan terkait cuitannya.
"Kita berikan kesempatan pada mas Andi Arief untuk kemudian menjelaskan itu. Karena dia yang pertama kali mencuitkan itu," kata Roy.
"Kita berikan kesempatan pada mas Andi Arief untuk kemudian menjelaskan itu. Karena dia yang pertama kali mencuitkan itu," kata Roy.
(merdeka)