Infoteratas.com - Masih maraknya beredar Tarian Joged Por*o (tarian joged erot*s yang mengandung unsur por*ografi,red) di masyarakat mendapat perhatian dari Pemerintah Provinsi Bali.
Pemprov Bali melaui Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Prov. Bali, Dewa Gede Mahendra, Jumat (24/11/2017) di Denpasar menyayangkan tarian tersebut dipentaskan dalam rangka kegiatan amal untuk membantu korban bencana.
Seperti halnya yang tengah viral di media sosial, dimana beredar beberapa video dengan menampilkan tarian Joded Jaruh dalam rangka kegiatan amal untuk membantu korban bencana Gunung Agung.
Mahendra menegaskan bahwa Pemerintah Provinsi Bali sangat tidak setuju diadakan pergelaran tarian joged porno seperti itu dalam kegiatan apapun apalagi kegiatan amal.
Ia mengimbau aparat penegak hukum untuk menindak tegas.
"Saya sangat tidak setuju dan menyayangkan adanya tarian seperti itu dalam acara amal, penegak hukum harus tindak tegas itu", tegasnya.
Mahendra juga meminta seluruh aparat desa baik aparat dinas maupun prajuru desa adat agar sensitif.
Serta tidak mentolerir adanya pergelaran-pergelaran yang sudah mengarah por*oaksi seperti Joged Er*tis tersebut.
Dalam kesempatan tersebut, Birokrat asal Buleleng tersebut juga menyampaikan jika berdasarkan pada prosedur dan tata cara penerbitan Izin Pengumpulan Uang dan Barang (PUB) dari Perdirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial, Kementerian Sosial RI, No.213B/LJS/12/2012 tentang juknis penyelenggraan PUB.
Bahwa pengumpulan dana baik berupa uang maupun barang boleh dilakukan oleh organisasi maupun kepanitian resmi serta memperoleh rekomendasi dari Dinas Sosial kabupaten/ kota setempat.
"Namun pengumpulan sumbangan tersebut tidak boleh dilakukan di tempat yang dapat mengganggu ketertiban umum," pungkasnya.
Dikutip dari Tribun-Video, dalam video tersebut tampak sejumlah pemuda yang disinyalir merupakan anggota dari suatu komunitas pengendara motor membuat geram warganet.
Amarah warganet meluap lantaran perilaku para pemuda itu dinilai tidak menunjukkan etika yang baik.
Pada video unggahan akun Facebook Arta Wan, Minggu (19/11/2017), beberapa pria bergiliran menirukan gerakan tak senonoh pada seorang wanita penari.
Meskipun banyak anak kecil di hadapannya, mereka tampak tidak peduli dan terus bersenang-senang memanfaatkan sang penari sebagai objek pemuas nafsu.
Menurut situs Kemendikbud, tradisi asal Bali yang dikenal dengan sebutan Joged Bumbung itu memang fenomenal karena nilai seni yang terkandung telah bergeser dari pakem aslinya.
Warganet pun geram terhadap aksi tidak senonoh sekelompok pria itu.
Mereka juga iba dengan penari yang terlihat pasrah dan tidak berani melawan saat dilecehkan.