Meski demikian, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan pihaknya tidak akan langsung menjalankan penugasan tersebut. Buwas, panggilan Budi Waseso, menegaskan pihaknya masih akan menghitung produksi dan kebutuhan beras dalam negeri.
“Sekarang Pak Mentan bilang di beberapa daerah surplus. Makanya sedang saya hitung yang surplus daerah mana aja. Perlukah kita impor sebanyak itu. Kalau impor 500 ribu ton tapi ternyata riilnya kita hanya butuh 100 ribu ton ya kenapa harus 500 ribu ton,” ungkap Buwas di Gedung Bulog, Jakarta, Kamis (17/5).
Artinya, penugasan tersebut menurut Buwas tidak perlu langsung direalisasikan. Sebab pihaknya masih akan menghitung kembali data produksi dan kebutuhan. Menurutnya impor akan dilakukan jika memang diperlukan dan harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
“Kebutuhannya kayak apa, itungannya kayak apa. Ada ijin impor terus harus impor hari ini kan tidak. Impor itu gunanya untuk stok bilamana ada kekurangan. Kita penuhi secara hitungan,” ujarnya. Menurutnya, izin impor yang diterbitkan Kemendag belum tentu akan direalisasikan seluruhnya. Sebab jika ternyata tidak sesuai kebutuhan maka Bulog yang akan terbebani.
“Belum tentu akan direalisasikan semua.
Iya dong. Kalau enggak sesuai mau dikemanain beras? Karena itu jadi beban Bulog, kita yang impor dananya ada di kita. Kita harus pelajari. Diizinkan untuk impor. Bukan harus impor. Maka saya akan hitung dulu dengan Mentan,” tutupnya. [kumparan]