Komentar itu disampaikan lewat akun Twitter resmi Kementan yang terverifikasi sambil mengunggah tangkapan layar (screenshot) komentar netizen. Kementan meminta masyarakat menunggu penyelidikan polisi.
"Soal tutut yang heboh dari kemarin, yuk kita tunggu penyelidikan laboratorium polisi ungkap penyebabnya," tulis akun Kementan, Minggu (27/5/2018).
Kementan berpendapat keracunan makanan bisa terjadi pada bahan pangan apapun. "Daripada berpolemik, mari kita doakan saudara kita segera pulih, sehat, dan berpuasa kembali," demikian tambahan keterangan dari Kementan.
Soal tutut yg heboh dari kemarin, yuk kita tunggu penyelidikan lab polisi ungkap penyebabnya. Keracunan makanan bisa tjd pada bahan pangan apapun. Drpd berpolemik mari kita doakan saudara kita segera pulih, sehat & berpuasa kembali💪🇮🇩 pic.twitter.com/EjusRW75VZ— Kementerian Pertanian RI (@kementan) 27 Mei 2018
Sebelumnya diberitakan, puluhan warga dari tiga RT di RW 7 Kampung Sawah, Kelurahan Tanah Baru, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor, terpaksa dilarikan ke Puskesmas dan rumah sakit karena keracunan makanan. Mereka diduga mengalami keracunan usai mengkonsumsi tutut (keong sawah) usai berbuka puasa.
"Total korban ada 55 orang. Dugaannya ini tuh keracunan makanan, keracunan setelah mengkomsumsi tutut atau keong sawah. Itu makanan ciri khas di kampung sini ya," kata Petugas Sosial Masyarakat (PSM) di Kelurahan Tanah Baru, Ida Farida, saat ditemui di Puskesmas Tanah Baru, Jumat (25/5/2018) malam.
Polisi lalu memeriksa dua orang penjual tutut. Polisi juga mengamankan sisa makanan yang dikonsumsi warga korban keracunan. Makanan itu akan diuji di laboratorium.
"Kami dari Polresta sudah mengamankan dua orang yang diduga pemilik atau penjual tutut tersebut. Dua orang itu berinisial j dan S. Keduanya masih dalam pemeriksaan oleh penyidik," kata Kasat Reskrim Polresta Bogor Kota AKP Didik Purwanto, Sabtu (26/5/2018). [dtk]