Seakan-akan Semua Pemberian Presiden

Jiromedia.com - Tiba-tiba saja logika bangsa ini jatuh ke bawah garis minus yang mencemaskan. Andai saja saya bukan umat yang tercerahkan, saya mulai percaya kalau sebagian besar anak bangsa ini adalah keturunan monyet seperti teori evolusi Darwin.
Ulah Gerombolan Penista Logika (GPL) benar-benar membuat saya mesti geleng-geleng kepala dan kembali bertanya-tanya, apa benar semua manusia memiliki otak?

Saya tidak bisa bayangkan ada sekelompok orang hanya gara-gara tidak mendukung rezim yang berkuasa sekarang, lalu berkata :
" Mudik Lebaran jangan lewat jalan tol ya, karena tol itu hasil kerja Pak De dan anda bukan pendukungnya..."
Wo-te-ef?, hallo.., emang bangun jalan tol pakai uang pribadi Pak De ya?, lagipula lewat jalan tol itu bayar, bukan gratis. Semakin banyak mobil yang lewat maka akan semakin cepat kembali dana investasinya.
Jadi ingat sekelompok makhluk goblok yang gara-gara kita anti Jahudi Israhell, mereka ngomong :
" Kalau gitu jangan main fesbuk karena fesbuk buatan Jahudi, haram, bla..bla..bla..."
Lah, si Mark-zuki yang punya fesbuk aja ngga melarang, malah berharap semua orang bikin akun fesbuk karena itu sumber pundi-pundi kekayaannya, situ jadi onyet kok malah ribut?
Seharusnya cepat-cepat lap ingus karena kalian akan melewati jalan-jalan negara gratis hasil karya Pak Harto yang sangat kalian benci itu.

" Kamu PNS, di gaji Pemerintah. Kalau tidak suka dengan Pak De, keluar dari PNS..."
Lo, emangnya PNS itu karyawan Pak De?, Jangan kalian buat Indonesia seakan-akan adalah Perusahaan milik Pribadi, negara ini milik kita bersama.
Presiden itu menjabat hanya 5 tahun dan setelah itu akan dipilih kembali, sedangkan PNS itu Karyawan Negara yang karirnya bisa puluhan tahun di rezim Presiden yang bergonta-ganti.
Atau apa sebaiknya kita ganti aturan Konstitusi, setiap ganti Presiden maka semua PNS , Polisi dan juga semua personil TNI ikut diganti sesuai pendukung Presiden yang terpilih ?
Repot bong, dan jauh lebih mudah serta murah biayanya untuk mengganti otak kelompokmu dengan otak kuda.

" Kalau ngga suka sama Pak De, kembalikan Uang THR hasil pemberian Pak De".
"Wot...???"
Kira-kira berdosa ngga sekali lagi kalau saya bilang wo-te-ef?, karena ini benar-benar penistaan logika yang menjijikkan.
Uang THR atau apapun yang dibayarkan Pemerintah bukan uang pribadi Presiden yang berkuasa.
Sama dengan Hutang Negara yang menumpuk sekarang, kita semua rakyat Indonesia yang bertanggung jawab membayarnya.

Baiklah, sebagai Ketua Partai Tirik Yaluk, saya akan memberikan sedikit pencerahan.
Presiden itu, siapapun orangnya adalah Petugas Rakyat (catat : Bukan Petugas Partai apalagi Kacung) yang kita pilih secara demokrasi untuk mengelola negara ini.
Karena Presiden adalah petugas rakyat, maka kita menggaji Presiden lewat sistem Pemerintahan untuk mengelola kekayaan dan keuangan negara untuk membuat kita semua rakyat Indonesia makmur dan sejahtera.

Kalau misalnya masih banyak rakyat yang masih hidup melarat, bahkan untuk beli beras untuk makan sehari-hari hanya sanggup beli beras sachetan, berarti ada yang salah.
Artinya Presiden yang sedang berkuasa gagal dan ojo dipilih lagi.
Kalaupun dia bisa bagi ini-bagi itu termasuk THR dan lainnya, dimana letak luar biasanya ya?
Luar biasa itu kalau bisa membuat pertumbuhan ekonomi negara kita 10 persen keatas (sekarang cuma 5 persen).
Luar biasa itu kalau bisa membuat pendapatan perkapita rakyat kita jadi 17.000 US Dolar ( sekarang cuma 3300 US Dolar).
Luar biasa itu kalau nilai Rupiah membaik misalnya 7000 per 1 US Dolar ( sekarang 14.220).

Piye...?
Sudah tercerahkan sedulurku semua?, ya sudah ambil THR nya tapi tetap #2019GantiPresiden biar kita dapat Presiden yang luar biasa ya.

Sumber: FB Azwar Siregar

Subscribe to receive free email updates: