FPI Sumatera Utara Bangun Rumah-Rumah Umat Kristen Di Sumut

Jiromedia.com -Alhamdulillah, Kepedulian Front Pembela Uslam (FPI) selama ini bukan hanya terhadap umat Islam tetapi kepada sesama umat manusia yang hakikatnya adalah ciptaan Allah Azza wa Jalla.

Imam Besar FPI sendiri Alhabib Muhammad Rizieq bin Hussein Shihab selalu mengingatkan agar FPI dalam kegiatan sosialnya membantu sesama yang sedang dilanda musibah untuk tidak melihat apa suku, agama dan latar belakangnya. Siapapun yang mendapat musibah kita wajib bantu semampu kita.

Hal ini pula yang dilakukan oleh DPD FPI Sumatera Utara yang membangun rumah-rumah untuk umat Kristiani di Gunung Sinabung Tanah Karo, dan dikawal oleh Polda Sumatera Utara pada bulan Mei 2018.

Susanah br. Tarigan (47 tahun) yang lebih akrab dipanggil Bik Sannah, janda warga Desa Selandi, Kecamatan Payong, Karo, Sumatera Utara, tak henti-hentinya menitikan air mata.
Bukan tanpa sebab, pasalnya rumah yang ia tinggali bersama 4 orang anak-anaknya yang masih kecil, direvonasi oleh Tim Bedah Rumah Front Pembela Islam (FPI) Sumut.
“Awalnya saya tidak percaya, saat bapak-bapak dari FPI berkunjung ke rumah saya dan meminta izin kepada saya agar merenovasi rumah. Karena saya, kan, beragama Kristen, tapi saya iyakan saja agar mereka tidak merasa tersinggung,” jelas Bik Sannah dengan nada haru kutip laman resmi sayap FPI Hilal Merah Indonesia, Senin (07/05/2018).
Namun seiring saat semakin banyaknya tetangga dan warga yang mengucapkan selamat kepadanya, berangsur Bik Sannah mulai percaya. Terlebih pada Jumat (04/05/2018) rombongan laskar FPI Sumut datang dan mulai membongkar rumahnya untuk direnovasi.
Menurut warga, Bik Sannah yang sehari-harinya menafkahi dan memenuhi kebutuhan dirinya dan keempat orang anaknya dengan bekerja menjadi buruh panen di ladang orang, dengan gaji Rp 40 ribu per hari itu, memang layak menerima program tersebut.
Karena selain kehidupannya yang sangat memprihatinkan, bantuan tersebut akan memberikan semangat baru untuk keempat anaknya.

Anggota FPI Sumatera Utara merenovasi rumah seorang janda Kristen di Karo, Sumut. [Foto: hilalmerahindonesia.org]
Warga pun sangat mengapresiasi keputusan FPI Sumut di bawah kepemimpinan Sayed Hud Alatas yang tidak membeda-bedakan agama dalam program sosial dan kemanusiaannya.
Di tempat terpisah, Sayed Hud Alatas, membenarkan bahwa pilihan untuk merenovasi rumah Bik Sannah murni atas nama kemanusiaan dan tidak ada maksud dan niat lain.
“Tidak ada niatan lain. Ini benar-benar atas nama kemanusiaan. Ini sudah menjadi takdir beliau,” jelasnya.
“Awalnya kami mencanangkan renovasi tersebut akan dikerjakan setelah Ramadhan (bulan depan) mengingat pembiayaan kita yang sudah menipis. Tapi Allah berkehendak lain. Rezeki tidak bisa ditahan.
Di luar logika kami, setelah desas-desus akan direnovasinya rumah Bik Sannah akan direnovasi FPI sampai ke telinga petinggi-petinggi kepolisian. Ternyata kepolisian setempat, bahkan Polda Sumut merespons niatan kami ini, dengan mengutus perwakilannya untuk mengucapkan terima kasih atas program keumatan di wilayah kerja mereka,” tuturnya.
Polda Sumut meminta kepada FPI Sumut untuk tidak menolak bantuan berupa material yang untuk perenovasi rumah Bik Sannah.
“Atas adanya dukungan inilah, maka kami langsung mulai membongkar dan akan merenovasinya sekarang,” tambah Sayed Hud Alatas.
Sayed Hud Alatas juga menerangkan, bantuan yang disiapkan Polda Sumut lantas diteruskan ke Polres Tanah Karo untuk diserahkan kepada FPI Sumut berupa material bangunan.
Ketua DPD FPI Sumut tersebut juga berharap, agar hal ini nantinya dapat diteruskan menjadi kerja sama yang baik antara Polda Sumut dan FPI Sumut ke depannya di wilayah-wilayah Sumatera Utara. Di luar program bedah rumah FPI Sumut yang sudah berjalan sebelumnya.
Masyarakat Kutambaru terkhusus Desa Selandi Kecamatan, sangat antusias dengan keberadaan FPI.
Karena sejak pertama kali terjadinya erupsi Gunung Sinabung yang lalu, FPI langsung turun dan mondok di lokasi terdampak erupsi. Serta banyak memberikan bantuan berupa sembako, mesin air, dan kebutuhan pokok masyarakat lainnya yang sangat dibutuhkan.
Dan kini, dampak program bedah rumah FPI disebut mampu mengetuk hati warga sekitar untuk ikut saling berbagi kepada warga yang membutuhkan.
Sebagaimana yang disampaikan beberapa warga yang sempat diwawancarai, umumnya mereka sangat merasa bersalah selama ini, karena percaya begitu saja tentang isu-isu yang mengatakan FPI itu keras, radikal, intoleran, dan lainnya.
Dikatakan, selama hampir 3 bulan ini FPI Sumut telah bersosialisasi di Tanah Karo, nyatanya FPI telah dianggap sangat bersahabat, menjunjung rasa persaudaraan, dan mempunyai toleransi yang tinggi, tanpa membeda-bedakan kultur dan ras dalam kehidupan bermasyarakat di tengah mereka.

Semoga kegiatan sosial kemanusiaan DPD FPI Sumut ini bisa terus berlanjut.[HT]

Subscribe to receive free email updates: