Elektabilitas pasangan yang diusung Gerindra, PKB, PAN dan PKS itu mencapai 54,1 persen. Sementara pasangan petahana yang diusung PDI-P, PPP, Nasdem, dan Demokrat hanya mencapai 43,5 persen.
"Menjelang akhir masa kampanye Ganjar sempat dipanggil KPK (terkait kasus e-KTP) tapi kemudian menyampaikan berhalangan karena sedang kampanye. Kemungkinan hal ini memberi dampak negatif pada elektabilitas Ganjar-Yasin," ujar Sobirin dalam keterangan tertulisnya, Selasa (26/6).
Sobirin juga menyimpulkan, naiknya elektabilitas Sudirman - Ida kemungkinan karena turunnya Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto ke sejumlah daerah di Jawa Tengah pada masa kampanye.
Survei dilakukan pada 3-20 Juni lalu dengan melibatkan 1.068 responden. Survei menggunakan metode multistage random sampling dengan margin of error lebih kurang 3 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Hasil survei Laju Survei Indonesia hampir sama dengan hasil survei Roda Tiga Konsultan dan Lembaga Kajian Pemilu Indonesia yang dirilis sebelumnya. Ketiga lembaga ini menempatkan elektabilitas Sudirman Said-Ida lebih unggul dari Ganjar-Yasin.
Sementara lembaga survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) dan Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menempatkan elektabilitas Ganjar-Yasin lebih unggul.
SMRC merilis elektabilitas Ganjar Yasin 70,1 persen dan Sudirman-Ida 22,6 persen. LSI Denny JA merilis elektabilitas Ganjar-Yasin 54 persen, sedangkan Sudirman-Ida 13 persen.[jpnn]