Hal ini dilakukan untuk mengetahui suara masyarakat terhadap kedua tokoh utama yang akan berlaga di Pilkada Jawa Tengah 27 Juni 2018 mendatang.
Hasilnya, mayoritas masyarakat Jawa Tengah menginginkan pemimpin yang jujur dan bersih serta tidak terindikasi korupsi.
Direktur Kajian Bidang Politik Jawa, Tubagus Alvin S.Pol mengungkapkan, bahwa kasus mega korupsi e-KTP, yang menyeret-nyeret nama Ganjar sangat mempengaruhi kontestasi Pilgub Jateng.
Apalagi, baru-baru ini terpidana eks Ketua DPR RI Setya Novanto juga ikut memberi kesaksian soal bagian fee proyek e-KTP kepada Ganjar sebesar 500 ribu US Dollar.
"Sehingga, mayoritas masyarakat Jateng memilih pasangan Sudirman Said-Ida Fauziyah, dengan alasan bersih dari kasus korupsi," ujar Tubagus dalam keterangannya, Semarang, Sabtu (23/6/2018).
Diketahui, politisi PDI-P itu sudah beberapa kali dipanggil penyidik KPK terkait kasus korupsi proyek e-KTP. Bahkan Cagub petahana itu dikabarkan bakal kembali diperiksa sebagai saksi terkait tersangka Markus Nari.
Hal ini, menurut Tubagis, berbeda dengan pesaingnya yakni Sudirman Said yang tak lain adalah mantan Menteri ESDM Jokowi-JK. Walaupun ia juga pernah bersentuhan dengan sosok Setya Novanto, tetapi Sudirman justru mengungkap tentang dugaan korupsi dalam kasus 'Papa Minta Saham Freeport' yang melibatkan Setya Novanto dan Petinggi Freeport, yang berujung pada mundurnya politisi Golkar itu dari posisinya sebagai Ketua DPR RI.
Akibatnya, Sudirman Said juga dicopot dari Kabinet Joko Widodo karna dianggap telah berani membuka Skandal Besar.
Hal inilah yang menurutnya membuat masyarakat Jawa Tengah lebih memilih Sudirman Said ketimbang Ganjar Pranowo.
Apalagi kata dia, masyarakat Jawa Tengah, secara kultur punya pandangan terkait kepemimpinan yang dituntut harus menjadi pemimpin jujur dan bisa di jadikan suri tauladan bagi masyarakat.
"Sudah dipastikan kekalahan Ganjar Pranowo disebabkan karena terpaan pemberitaan dan fakta persidangan atas pengakuan Setya Novanto, Muhamamd Nazarudin soal keterlibatannya menerima fee proyek e-KTP," beber dia.
Sementara itu, lanjut Tubagus, calon wakil gubernur pasangan Ganjar, yakni Taj Yasin juga tidak bisa banyak membantu meningkatkan elektabilitas dari jaringan NU, sebab yang didukung oleh NU Jawa Tengah adalah cawagubnya Sudirman Said, yakni Ida Fauziyah.
Survei yang melibatkan 2.220 responden ini menilai, dari dua tokoh itu, sebanyak 89,6 persen mengatakan Sudirman Said adalah tokoh yang bersih dari korupsi bahkan terbukti berani membongkar 'skandal korupsi'.
"Sementara hanya 52,3 persen Yang mengatakan Ganjar Pranowo bersih dari korupsi," urainya.
Selanjutnya, tambah dia, saat responden ditanya apakah percaya jika Ganjar Pranowo terlibat kasus e-KTP seperti pengakuan Setya Novanto dan Nazarudin? Hampir 80,9 persen percaya. Dan hanya 19.1persen tidak percaya.
Begitu juga dengan pertanyaan, 'Jika Pilkada Jawa Tengah digelar pada hari ini siapa yang akan bapak-ibu pilih antara Ganjar Pranowo dan Sudirman Said sebagai Gubernur Jawa Tengah'.
Secara spontan, 50,8 persen responden mengaku akan memilih Sudirman Said sebagai Gubernur Jawa Tengah dan sebanyak 40.7 persen memilih Ganjar Pranowo. Sisanya 8,5 persen tidak atau belum menjawab.
"Alasan dari 51,3 persen yang memilih Sudirman Said, karena ingin Jawa Tengah dipimpin oleh sosok yang tidak tersandera oleh kasus Korupsi e- KTP. Sementara yang 43,8 persen memilih Ganjar Pranowo beralasan jika Ganjar terlibat kasus e KTP maka masih ada wagubnya yang akan menggantikannya," papar dia.
Sudirman-Ida juga dipilih 52,4 persen responden, saat ditanya soal partai pendukungnya yakni Gerindra, PKB, PKS dan PAN.
Sementara pasangan Ganjar Pranowo-Taj Yasin yang diusung PDIP, PPP, Demokrat, dan NasDem, hanya dipilih 45,2 persen dan sisanya 2.4 persen tidak menjawab.
Untuk diketahui, dalam penelitian ini, LKPS mengunakan Metode Jajak Pendapat dengan cara wawancara dan kuisioner kepada 2.220 warga Jawa Tengah yang terpilih secara proposional dan Tersebar di 35 Kab/ Kota. Responden ditentukan dari populasi DPT Pilkada 2018 sebanyak 27.068.125 orang.
Penelitian ini mengunakan Metode Multistage Random Sampling dengan Margin of Erraor
-/+ 2,08 persen dengan Tingkat Kepercayaan 95 % Survei dilaksanakan mulai tanggal 7 - 20 Juni 2018.[ts]