"Saya baca pernyataan Mbak Ratna mewakili 20 orang korban yang diambil jenazah, pemerintah tidak mau mengangkat mungkin bisa dijelaskan lah, apa alasan ke publik pemerintah tidak mau angkat jenazah di dalam danau," ucap Andre kepada wartawan Selasa (3/7/2018).
Aktivis Ratna Sarumpaet terlibat cekcok mulut dengan Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Pandjaitan di tepi Danau Toba. Cekcok mulut soal pencarian korban KM Sinar Bangun dihentikan atau tidak itu terjadi di Posko Tim Pencarian KM Sinar Bangun, Pelabuhan Tigaras, Kabupaten Simalungun, Senin (2/7) sekitar pukul 09.00 WIB kemarin.
"Pemerintah perlu diingatkan, Bu Ratna tidak salah dan wajar hak korban menuntut," imbuh dia.
Menurut Andre, pemerintah mestinya menjelaskan alasan secara komprehensif agar publik mengerti dihentikannya pencarian korban ini.
"Mungkin itu butuh penjelasan yang komprehensif dan detail apakah sih alasan pemerintah tak mau evakuasi didalam bersama bangkai kapal, mungkin itu butuh. Jadi masyarakat tidak bertanya itu sudah ditemukan kok tidak mau," tutur dia.
Selain itu, Andre menilai pemerintah lambat dalam bersikap menanggani kecelakaan kapal ini. Bahkan alat bantuan untuk proses evakuasi kurang cepat.
"Sebenarnya soal KM Bangung dari awal kami menyayangkan terlambatnya pemerintah bersikap. Kan dari awalnya Senin petang, lalu Rabu malam pemerintah bersikap, Menhub bahkan presiden mengucapkan belasungkawa dan empati kepada korban. Selasa kami masih bisa menyaksikan presiden masih sibuk gendong cucu di Jungle Land, padahal korban 160 orang lebih. Empatinya telat," tegas Andre.
Ratna tak setuju bila pencarian korban KM Sinar Bangun dihentikan. Menurutnya, pemerintah perlu terus berusaha dan tak menghentikan pencarian sebelum para korban ditemukan dan dievakuasi dari Danau Toba.(detik)
"Pemerintah perlu diingatkan, Bu Ratna tidak salah dan wajar hak korban menuntut," imbuh dia.
Menurut Andre, pemerintah mestinya menjelaskan alasan secara komprehensif agar publik mengerti dihentikannya pencarian korban ini.
"Mungkin itu butuh penjelasan yang komprehensif dan detail apakah sih alasan pemerintah tak mau evakuasi didalam bersama bangkai kapal, mungkin itu butuh. Jadi masyarakat tidak bertanya itu sudah ditemukan kok tidak mau," tutur dia.
Selain itu, Andre menilai pemerintah lambat dalam bersikap menanggani kecelakaan kapal ini. Bahkan alat bantuan untuk proses evakuasi kurang cepat.
"Sebenarnya soal KM Bangung dari awal kami menyayangkan terlambatnya pemerintah bersikap. Kan dari awalnya Senin petang, lalu Rabu malam pemerintah bersikap, Menhub bahkan presiden mengucapkan belasungkawa dan empati kepada korban. Selasa kami masih bisa menyaksikan presiden masih sibuk gendong cucu di Jungle Land, padahal korban 160 orang lebih. Empatinya telat," tegas Andre.
Ratna tak setuju bila pencarian korban KM Sinar Bangun dihentikan. Menurutnya, pemerintah perlu terus berusaha dan tak menghentikan pencarian sebelum para korban ditemukan dan dievakuasi dari Danau Toba.(detik)