Beda Sandi dan Polisi soal 2 Anak Tewas di Acara Bagi Sembako

Jiromedia.com -Wagub DKI Sandiaga Uno menyatakan ada dua anak yang tewas karena berdesakan dalam acara bagi-bagi sembako di kawasan Monas, Sabtu (28/4/2018). Polisi memiliki keterangan yang berbeda.

Acara bagi-bagi sembako itu diselenggarakan oleh Forum Untukmu Indonesia. Pihak FUI menyatakan ada 400 ribu kupon sembako dan makanan gratis yang dibagikan.

"Ada dua korban yang mesti kehilangan nyawanya, yaitu saudara kita Mahesha Junaedi dan satu lagi adinda Rizki. Keduanya warga Pademangan. Adinda Rizki bersama Mahesha Janaedi harus kehilangan nyawa karena berdesak-desakan. Dan ada investigasi lanjutan berkaitan dengan penyebab dari kematian kedua korban yang diderita pada saat terjadinya acara tersebut hari Sabtu," kata Sandiaga di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (28/4).

Sandiaga mengatakan sudah bertemu dengan pihak panitia penyelenggara. Dia sedang berkoordinasi untuk meminta pertanggungjawaban.

"Kami sekarang sedang berkoordinasi dengan panitia untuk tindak lanjutnya dan bagaimana langkah tanggung jawab dari panitia atas kejadian yang telah terjadi. Sangat kita sayangkan," tegasnya.

Sandiaga menyatakan akan berkoordinasi dengan kepolisian mengenai meninggalnya dua anak tersebut.

"Kami akan koordinasi," kata Sandi.

Sementara itu, polisi memberikan keterangan yang berbeda. Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono menyatakan dua anak tersebut tidak meninggal karena berdesak-desakan di acara bagi-bagi sembako.

Kabid Humas Polda Metro Kombes Argo YuwonoKabid Humas Polda Metro Kombes Argo Yuwono (Ari Saputra/detikcom)
"Bukan karena antrean," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono dalam keterangannya, Selasa (1/5).

Argo menjelaskan pertama kali petugas kepolisian mendapat laporan Mahesa yang pingsan di luar pagar Monas pada Sabtu (28/4) lalu. Selanjutnya, Mahesa langsung dibawa ambulans menuju RS Tarakan.

Setelah diperiksa dokter, Mahesa dinyatakan meninggal dunia. Argo menyatakan Mahesa diduga meninggal karena suhu badan tinggi dan dehidrasi.

"Untuk atas Mahesa Junaedi, menurut keterangan dokter, dinyatakan meninggal karena persistensi hiperpireksia (suhu badan di atas 40 derajat Celsius) dan heat stroke (dehidrasi)," terang Argo.

Sementara itu, Rizki juga ditemukan meninggal dunia di RS Tarakan. Penyebab kematian diduga suhu panas yang tinggi. Dari keterangan keluarga, menurut Argo, Rizki juga disebut mempunyai riwayat penyakit sebelumnya.

"Berdasarkan keterangan dokter, sebab kematian dikarenakan panas suhu badan yang sangat tinggi," kata Argo.(detikcom)

Subscribe to receive free email updates: