Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani mencontohkan hal ini sudah terjadi di Jawa Timur. Ada seorang perempuan bercadar yang mengalami perlakuan diskriminatif. Ia diturunkan dari angkot karena dicurigai merupakan seorang teroris.
"Ada ini problem lain lagi. Problemnya adalah melakukan pencegahan terhadap orang-orang yang dicurigai, saya kira dalam situasi kaya begini boleh-boleh saja," kata Muzani di Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (16/5).
"Tapi jangan main tuduh, orang yang bersarung, orang yang berpeci dicurigai. Orang yang berkopiah dicurigai, ibu-ibu yang pakai cadar," lanjutnya.
Gerindra meminta pemerintah berlaku adil. Tapi, di sisi lain tidak kendor mendeteksi berbagai aksi teror yang kemungkinan masih terjadi. Wakil Ketua MPR ini menilai pemerintah memiliki infrastruktur untuk mendeteksi adanya aksi-aksi teror yang dilakukan para teroris.
"Sekali lagi negara memiliki alat yang canggih, deteksi dini sudah ada. Mestinya kecurigaan itu kepada orang-orang yang disasar dengan tepat. Mestinya seperti itu. Sehingga tidak menimbulkan ketakutan terhadap orang-orang itu," pungkasnya. [kumparan]