Video tersebut diunggah akun YouTube Juan Migers pada Jumat (22/6/2018).
"Saya menginggatkan bahwa Indonesia ini adalah produk Indonesia dan umat Islam, hal itu terbukti, tahun 1980, populasi umat Islam di Indonesia 90 persen, sekarang tinggal 85 persen. Pada saat kemerdekaan, saya yakin di atas 90 persen, tanpa ulama, tanpa sultan yang menyerahkan kerajaannya, yang saat itu punya kerajaan, punya rakyat, tapi dengan sukarela menyerahkan untuk bergabung dengan NKRI, itu tidak boleh dilupakan," ujar Gatot.
Gatot pun menjelaskan soal jihad yang wajib izin kepada orangtua, juga sehat lahir batin.
"Di kesempatan ini, saya menjadi orang yang lebih tua di TNI, maka TNI dan kepolisian harus netral.'
Jika ada pimpinan TNI di daerah ini, yang bersikap tidak netral, maka dia adalah pengkhinat, dia adalah pelacur politik, dan pemimpin yang seperti ini suatu saat akan rela mengobankan nyawa anak buahnya untuk kepentingan politik.
TNI adalah anak kandung rakyat sehingga jika ada perselisihan, TNI menjadi penengah, semoga ucapan saya ini di dengar oleh seluruh anggota TNI.
Jangan ikuti pemimpin yang tidak netral, pengkhinat, dia adalah pelacur politik, dan pemimpin yang seperti ini suatu saat akan rela mengobankan nyawa anak buahnya untuk kepentingan politik," ucap Gatot dengan lantang.
Gatot menegaskan dirinya tidak takut dengan siapapun kecuali takut kepada Tuhan.
Ia menilai jika Pancasila dan UUD 1945 adalah hadiah terindah umat Islam sebagai jalan tengah.
"Di sini, umat Kristen, Hindu, Budha, Katolik, dan semua agama tidak diapa-apakan, Islam rahmatalilalamin," ujarnya.
Gatot mengatakan bahwa dirinya kecewa dengan oknum yang menyebut ulama radikal.
"Saya sinis, jika ada yang mengatakan ulama radikal, itu tidak benar, mana mungkin ulama akan merusak NKRI, itu tidak mungkin, maka jangan coba mengobok-obok pasti akan bangkit, justru seharusnya kita sadar bahwa NKRI ini umat Islam yang memotorinya, ulama adalah solusi umat bangsa," ujar Gatot. [tn]