Kotak suara berbahan kardus itu pun menuai kontroversi di media sosial. Wasekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat Tengku Zulkarnain mengajukan empat pertanyaan terkait kotak suara tersebut.
“Pemilu, kotak suaranya terbuat dari kardus. Mau dibawa menyebrang hutan, gunung, ngarai, lembah, sungai, dan laut dari Sabang sampai Marauke? Tanya: 1. Apa negara sudah bangkrut?. 2. Apa penguasa mau main curang? 3. Apa DPR RI tidak nalar? 4. Apa tidak sebaiknya Pemilu batal saja?” tulis Tengku Zulkarnain melalui akun Twitter pribadinya, @ustadtengkuzul, Kamis (13/12/2018).
Pemilu, Kotak Suaranya Terbuat dari Kardus. Mau Dibawa Menyebrang Hutan, Gunung, Ngarai, Lembah, Sungai, dan Laut dari Sabang sampai Marauke?— tengkuzulkarnain (@ustadtengkuzul) December 13, 2018
Tanya:
1. Apa Negara Sdh Bangkrut?.
2. Apa Penguasa Mau Main Curang?
3. Apa DPR RI Tdk Nalar?
4. Apa Tdk Sebaiknya Pemilu Batal Saja?
Sontak, komentar netizen pun heboh. Ratusan pengguna Twitter menanggapi twit tersebut.
“Saya pilih opsi no 4 tadz, pemilu batal saja. Dengan catatan... Presiden tetep ganti....” kata @ZaittoonEdd.
“anggaran Trilyunan buat pemilu tapi cuman pake kardus kotaknya. biar bisa apa nih? suara rakyat hanya dilindungi kardus. miris..” kata @anwarawai
“Kebayang yg 2014 kotak suara di gotong naik gunung dan kehujanan. Bgmna jika kardusnya yg kehujanan. Meleleh jadi bubur kertasπππ” kata @suriana76693950.
“Kotak kardus mudah rusak, hasil perhitungan suara mudah diganti... semudah mengganti kotak kardus..” kata @Direktur_Press. [tby]