Ceramah Habib Rizieq di Reuni 212: Haram Kita Memilih Capres Pendukung Penista Agama

Jiromedia.com -Aksi Reuni 212 yang berlangsung di Monas Jakarta Pusat, Minggu (2/12) hari ini hari ini disiarkan sejumlah channel di Youtube. Salah satunya adalah Front TV, channel yang berafiliasi dengan organisasi Front Pembela Islam (FPI).
Hanya saja, para penonton sempat dibuat kaget ketika siaran langsung langsung terhenti. Peristiwa tersebut terjadi tak lama ketika Imam Besar FPI, Habib Rizieq Shihab memberikan tausiyah di hadapan massa Reuni 212.
Baru sekitar 5 menit menyampaikan ceramah, tepatnya pukul 09.36, siaran live streaming tiba-tiba terhenti. Muncul layar hitam disertai pesan ‘Stream Unavailable, Stream Suspened for Policy Violations’.
Sontak hal ini menimbulkan kekecewaan para netizens. Mereka tak habis pikir, mengapa ketika Habib Rizieq ceramah, tiba-tiba tayangan Front TV dihentikan.
Sementara itu, Habib Rizieq dalam ceramahnya meminta agar umat Islam Indonesia bersatu. Sebab, kondisi bangsa Indonesia saat ini sangat buruk dan gawat.
Dikatakan Habib Rizieq, kondisi itu harus segera dihentikan. Kondisi buruk dan situasi yang sangat gawat dan berbahaya ini harus segera disetop dan tidak boleh dibiarkan.
Caranya, lanjut Habib Rizieq, umat Islam wajib secara bersama-sama bersatu padu bahu membahu untuk melakukan perubahan.
Ia menyatakan, perubahan itu sudah semakin dekat. Karena itu, Habib Rizieq menyerukan agar umat Islam memilih calon presiden dan calon anggota legislatif sesuai arahan ulama.
“Kami nyatakan tanpa sedikit keraguan, pada saat ini pada detik ini di acara Reuni Akbar Mujahid 212 bahwasanya, di Pilpres dan Pileg 2019, haram kita memilih capres dan caleg yang diusung partai-partai pendukung penista agama,” tegas Habib Rizieq.
Berikut potongan ceramah Habib Rizieq di acara Reuni 212 di Monas Jakarta, Minggu, 2 Desember 2018:
Saudaraku seiman dan seakidah, saudaraku sebangsa dan se-Tanah Air, melalui Reuni Akbar Mujahid 212 ini, marilah bersama kita renungkan sejenak kondisi bangsa dan negara kita dalam 5 tahun terakhir ini.
Selama ini di Negara Kesatuan Republik Indonesia kita sangat merasakan kuat indikasinya adanya gerakan sistematis dan struktural yang ingin menghancurkan sendi-sendi kehidupan beragama dan berbangsa, serta bernegara di Negara Kesatuan Republik Indonesia dan dengan menghalalkan segala cara.
Pertama pembiaran aliran sesat dan penodaan agama secara masif, para pelakunya dilindungi dan dibesarkan. Padahal agama apapun, agama apapun tidak boleh dinista dan dinodai. Apalagi Islam yang merupakan agama yang rahmatan lil alamin.
Kedua pembiaran kezaliman dan ketidakadilan, yang meruntuhkan sendi-sendi penegakkan hukum secara keji dan jahat. Sehingga sikap suka-suka kini menjadi landasan penegakkan hukum di Indonesia. Hasilnya yang disukai rezim bebas melanggar hukum, sedangkan yang tidak disukai rezim akan dikerjai dengan aneka rekayasa hukum.
Ketiga, pemberhalaan ekonomi neolib berdasarkan sistem utang ribawi yang telah mengundang penjajah asing yang kejam dan ganas serta bengis sehingga menghancurkan perekonomian rakyat jelata secara mengerikan. Yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin, lapangan kerja dijarah asing, nilai mata uang terus merosot, pasar rakyat dilibas habis oleh konglomerat hitam, bahkan wong cilik kini mulai banyak yang kelaparan dan kekurangan gizi.
Yang keempat, pembiaran, pembiaran kemungkaran dan kemaksiatan seperti perdukunnan, koruspi, narkoba, miras, judi, pornografi, porno aksi, prostitusi dan LGBT, sehingga karena dibiarkan kemungkaran dan kemaksiatan merajalela, dan merusak generasi muda bangsa secara menakutkan. Sekaligus mengundang bencana di mana-mana. Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun.
Yang kelima pembudayaan dan pelestarian kebohongan Dalam pengelolaan negara, ironisnya bohong dijadikan tradisi dan dipertontonkan secara telanjang, bahkan dalam soal kecil sekalipun harus bohong. Rakyat terus menerus dicekoki berita-berita hoax dan fitnah, pernyataan-pernyataan yang penuh dusta dan bohong. Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun, nastagfirullahalzim, nastagfirullahalzim, nastagfirullahalzim min kulli zanbin azim wa natubu ilaihi.
Saudaraku seiman dan seakidah, saudaraku sebangsa dan se-Tanah Air, kondisi buruk dan gawat ini harus segera dihentikan.
Kondisi buruk dan situasi yang sangat gawat dan berbahaya ini harus segera disetop dan tidak boleh dibiarkan, caranya kita wajib secara bersama-sama bersatu padu bahu membahu, wajib segera melakukan perubahan. Sekali lagi melakukan perubahan, sekali lagi melakukan perubahan, yaitu perubahan ke arah yang lebih baik.
Jangan lupa bahwasanya Allah SWT dalam surat Ar-Ra’ad ayat 11 berfirman dengan tegas, faqala ta’ala, innallaha la yugoyyiru ma biqaumin hatta yugoyyiru ma bianfusihim. Allah nyatakan dalam Al-Quran, dalam kitab sucinya, sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum atau suatu bangsa hingg mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.
Jadi jelas jika kita memohon kepada Allah SWT agar ada perubahan pada nasib bangsa dan negara, kalau kita memohon kepada Allah agar Allah merubah nasib bangsa dan negara ini ke arah yang lebih baik maka kita wajib berjuang untuk melakukan perubahan.
Dan Alhamdulillah wa syukru lillah, Allah SWT yang maha tinggi lagi maha agung telah memberi kesempatan luar biasa, telah menganugerahkan kepada bangsa Indonesia kesempatan emas untuk melakukan perubahan.
Saat ini pintu perubahan sudah semakin dekat, saat ini pintu perubahan sudah ada di depan mata kita semua karenanya jangan disia-siakan, jangan disia-siakan, ayok, ayok kita bergandeng tangan merapatkan barisan menyatukan semua kekuatan untuk berjuang melakukan perubahan di NKRI ke arah yang lebih baik.
Ayo ubah negara ini dari penuh maksiat menjadi penuh taat sehingga menjadi negara yang berkah. Ayok ubah negara dari penuh hoax dan fitnah, penuh dusta dan bohong, penuh zalim dan khianat, jadi negara yang penuh hak dan kejujuran, penuh kebaikan dan kebenaran, penuh adil dan amanah.
Ayo ubah negara dari ekonomi neolib, yang penuh utang dan riba jadi ekonomi halal yang penuh rahmat dan berkah. Ayok ubah negara dari demokrasi liberal jadi negara musyawarah mufakat yang sejati sesuai dengan jati diri bangsa Indonesia selama ini.
Ayo ubah negara yang penuh dengan kriminalisasi ulama dan terorisasi ormas serta liberalisasi pendidikan, menjadi negara yang memuliakan ulama dan mengayomi ormas serta memajukan pendidikan dengan al-akhlakul karimah.
Ayo, ayo, ayo selamatkan NKRI dengan perubahan, Insya Allah kalau kita sudah berjuang dengan ikhlas bahu membahu bekerja keras penuh pengorbanan, Insya Allah akan datang bagi bangsa dan negara Indonesia ke arah yang lebih baik. Amin, amin, amin ya rabbal alamin.
Saudaraku seiman dan seakidah, saudaraku sebangsa dan se-Tanah Air akhirnya di penutup Reuni Akbar Mujahid 212 atau reuni Akbar pejuang 212 ini, kami sampaikan kepada segenap umat Islam dan kepada seluruh rakyat Indonesia, dengan tulus dan ikhlas amanat perjuangan untuk perubahan.
Jadi di penutup acara ini kami ingin sampaikan amanat perjuangan untuk perubahan, sekali lagi kami ingin menyampaikan amanat perjuangan untuk perubahan, ini amanat perjuangan, bukan kampanye. Ini amanat perjuangan, bukan propaganda politik, ini amanat perjuangan bukan politisasi reuni.
Amanat perjuangan yang saya maksudkan adalah, perhatikan semua dengan baik, fokus serius, amanatnya adalah ayo di Pilpres dan Pileg 2019 kita wajib berjuang bersama untuk perubahan. Ayo, di Pilpres dan Pileg 2019 kita wajib berjuang bersama untuk perubahan.
Inilah amanat perjuangan untuk perubahan yang kami ingin kami sampaikan dan gaungkan ke seluruh pelosok Tanah Air Indonesia.
Oleh karenanya, kami nyatakan tanpa sedikit keraguan, pada saat ini pada detik ini di acara Reuni Akbar Mujahid 212 bahwasanya, di Pilpres dan Pileg 2019, haram kita memilih capres dan caleg yang diusung partai-partai pendukung penista agama.
Sekali lagi haram kita memilih capres dan caleg yang diusung partai-partai pendukung penista agama. Sekali lagi, haram kita memilih capres dan caleg yang diusung partai-partai pendukung penista agama.
Partai-partai yang anti syariat, partai-partai yang pura-pura mengusung Pancasila ternyata anti Pancasila, partai-partai yang justru anti NKRI, anti Undang-undang Dasar 1945, dan anti kebhinnekaan.
Mereka tidak mampu toleransi untuk menerima perbedaan dengan umat Islam, mereka selalu memaksakan kehendak agar umat Islam mengikuti daripada syahwat syaithoninyah yang merasuki diri mereka semua.
Karena itu saya ulangi sekali lagi, di Pilpres dan Pileg 2019, haram, haram, haram kita memilih capres dan caleg yang diusung partai-partai pendukung penista agama yang anti syariat, yang anti Pancasila, anti NKRI, anti-Undang-Undang Dasar 1945, dan anti-kebinekaan.
Ayo sebar luaskan dari kota hingga pedesaan. Dari gunung hingga ke lembah, dari bukit hingga sawah-sawah, bahwasanya haram, sekali lagi haram memilih capres dan caleg dari kalangan mereka.
Siapapun orang yang jadi calonnya. Ayo saya serukan kepada umat Islam di mana pun Anda berada, di seluruh Bumi Pertiwi Indonesia tercinta, ayo kita pilih capres cawapres hasil ijtimak ulama, ayo kita pilih capres dan cawapres hasil ijtimak ulama.
Ayo kita pilih caleg, yaitu calon anggota Dewan hanya dari partai koalisi keumatan hasil ijtimak ulama, yang siap bela ulama siap bela bangsa dan siap bela negara.
Jangan khawatir. Kita ada bersama pada janji Allah SWT, selama kita ikhlas, selama kita bersatu, selama kita bekerja keras hanya mencari rida Allah, maka kita tidak akan lepas dari janji Allah yang begitu agung dan mulia. Di mana Allah menjanjikan, nasrun minallah wa fathun qarib, wa bassyiril mu’minin. Nasrun minallah wa fathun qarib wa bassyiril mu’minin.
Nasrun minallah, pertolongan itu datang dari Allah, wa fathun qarib dan kemenangan itu sudah dekat. Wa bassyiril mu’minin dan berikanlah kabar gembira kepada orang-orang beriman.

(jpg/detik/pojoksatu)

Subscribe to receive free email updates: