Massa Reuni 212 Tahun Ini Lebih Banyak Dibanding 2016, PPP: Wajar, Mobilisasi Massa

Jiromedia.com -Aksi Reuni 212 yang digelar di Silang Monas, Jakarta Pusat, Minggu (2/12/2018) dihadiri jutaan umat Islam.
Banyak pihak menyebut, jumlah peserta aksi kali ini diperkirakan lebih banyak ketimbang aksi 212 yang digelar pertama kali pada 2 Desember 2016 silam.
Saat itu, aksi digelar berjilid-jilid untuk menuntut agar Gubernur DKI Jakarta kala itu, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dipenjara karena dianggap sebagai penista agama.
Namun, pihak pendukung pemerintah memandang hal itu bagian mobilisasi massa untuk tujuan politik.
Demikian disampaikan Wakil Sekretaris Jenderal PPP, Ahmad Baidhowi, Minggu (2/12/2018) malam.
“Sekarang tahun politik. Wajar jika acara reuni itu bagian dari mobilisasi, sehingga lebih banyak dari kemarin,” kata dia.
Aksi itu sendiri menggelar sejumlah kegiatan, mulai dari orasi sampai dengan siaran live streaming Habib Rizieq Shihab.
Selain itu, juga pengibaran satu juta bendera bertuliskan kalimat tauhid.
Tak hanya itu, hadir pula calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto sebagai tamu kehormatan.
Tak ketinggalan pula, sejumlah tokoh politik dari kubu oposisi.
Terkait kehadiran sejumlah tokoh kubu oposisi itu, Baidhowi menyebutnya sebagai bukti bahwa aksi tersebut telah menjadi ajang kepentingan politik.
“Hadirnya tokoh oposisi mematahkan argumen mereka bahwa reuni 212 tidak ada agenda politis,” demikian Baidhowi.
Diberitakan PojokSatu.id sebelumnya, salam aksi reuni 212 itu juga diperdengarkan siaran live streaming ceramah Habib Rizieq Shihab.
Aksi itu juga dihadiri sejumlah tokoh dari kubu koalisi pendukung Prabowo-Sandi.
Diantaranya, capres nomor urut 02 Prabowo Subianto, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Waketum Gerindra Fadli Zon, dan Ahmad Dhani.
Lalu dihadiri pula oleh Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais, dan Sekjen PAN Edi Soeparno.
Juga tampak Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid dan Sekjen PKS Mustafa Kamal, Fahri Hamzah dan Ahmad Heryawan.
Di sisi lain, Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang sebelumnya diundang, mendadak dibatalkan dengan alasan kurang jelas.
Sementara, dari seluruh massa aksi reuni 212, ternyata tak semuanya pendukung pasangan capres-cawapres Prabowo-Sandi
Ribuan diantaranya adalah pendukung pasangan capres-cawapres petahana nomor urut 01 Jokowi-Ma’ruf.
Ribuan massa itu sengaja didatangkan bukan untuk memberikan dukungan. Melainkan melakukan pengamatan fakta-fakta yang ada di lapangan.
Demikian diungkap Ketua Presidium Jaringan Aktivis Reformasi Indonesia (JARI 98) Willy Prakarsa, Minggu (2/12/2018).
“Amit-amit jika kehadiran Jari 98 dipelintir untuk ikut serta reunian 212. Apalagi menjadi bagian dari alumni 212,” tuturnya.
Sebaliknya, pihaknya sendiri sudah menyatakan mendukung pasangan capres-cawapres petahana.
“Jari 98 sudah deklarasi dukung Joko Widodo-Mar’uf Amin,” bebernya.
Dari hasil ‘penyusupan’ yang dilakukan, didapatkan sejumlah fakta. Diantanya adalah sejumlah panitia aksi ternyata bagian dari tim pemenangan Prabowo-Sandi.
Diantaranya, Neno Warisman (koordinator bidang acara), Hasan Haikal (anggota Badan Pemenangan Prabowo-Sandi) dan Al Khaththath (anggota tim pemenangan Prabowo-Sandi).
“Faktanya memang begitu. Panitia aksi itu terlibat dalam pemenangan Pak Prabowo,” ungkapnya.
Lebih jauh, Willy menyebut sebagian besar peserta acara aksi adalah massa PKS dan eks HTI.
“Publik juga bisa membacanya kok, yang paling getol di acara itu yaitu PKS sama HTI dan pendukung Prabowo,” ucapnya.
Fakta lain yang terjadi adalah himbauan Presiden PKS Sohibul Iman yang memerintahkan kadernya agar datang.
“Eks Pimpinan HTI juga mengeluarkan seruan terbuka di berbagai akun media. Mau minta bukti apa lagi kalau itu bukan gerakan politik?” tutupnya.

(jpg/ruh/pojoksatu)

Subscribe to receive free email updates: