Berdasarkan penelusuran, video dengan adegan persekusi oleh sejumlah anggota polri pada perempuan itu, terjadi pada hari Ahad (26/8) lalu, saat kelompok itu ikut deklarasi #2019GantiPresiden di Surabaya, Jawa Timur.
Tampak dalam video tersebut, oknum anggota polri memberi instruksi pada anggotanya untuk mengangkut perempuan yang mengenakan kaos#2019GantiPresiden.
“Ayo tarik.. ayo e pisahkan…” teriak seorang anggota Polri memberi instruksi pada anggotanya, disusul kemudian agedan sejumlah anggota polwan menarik-narik perempuan tersebut.
Perempuan tersebut meronta-ronta menolak untuk diangkut anggota polri.
Namun karena jumlah aparat yang banyak, maka dua orang perempuan tersebut kalah melawan tindakan represif dan brutal aparat Polri tersebut.
Menanggapi video berisi persekusi oleh oknum Polri pada perempuan ini, anggota Komisi III DPR RI Muhammad Syafii berpandangan, terlihat jelas ketidaknetralan Polri dalam menyikapi massa #2019GantiPresiden dan massa yang mendukung Jokowi dua periode.
“Ini yang kami sasalkan, Polri terlihat tidak netral, saat hadapi masa yang pro dan kontra #2019GantiPresiden. Pada massa #2019GantiPresiden, anggota Polri bertindak berlebihan, mereka di persekusi. Ini yang Komisi III akan dalami dan segera panggil Kapolri,” ujar Priya yang akrap di panggil Romo ini di sela-sela hadiri sidang Paripurna DPR, Selasa(28/8).
Terhadap ketidaknetralan Polri dalam menangani aksi #2019GantiPresiden, baik yang terjadi di Riau dan Surabaya, kata Romo, pihaknya mendesak pada Kapolri, untuk segera mencopot dan mengganti kapolda di Riau dan Surabaya tersebut.
“Kami minta Kapolri, agar segera mencopot dan mengganti Kapolda yang ditugaskan di Riau dan Surabaya. Karena terbukti tidak netral dalam menghadapi masa yang tengah menyampaikan aspirasinya. Bahkan dari peristiwa tersebut terlihat adanya anggota Polri yang justru ikut melakukan persekusi pada ibu-ibu yang tengah menyampaikan aspirasi. Seperti yang terjadi di Surabaya,” tegas politisi Gerindra ini.
Video:
[swa]