Banser - FPI Damai, Pelaku Persekusi Terhadap #2019GP Akan Diberi Sanksi Oleh Banser

Jiromedia.com -Mediasi antara GP Ansor yang mewakili Banser dan FPI terkait persekusi saat Deklarasi #2019GantiPresidendigelar di Polrestabes Surabaya. Hasilnya, kedua belah pihak sepakat damai.


Kedua belah pihak menyepakati tidak akan terjadi keributan lagi baik di dunia nyata dan dunia maya (media sosial). Kesepakatan damai antara GP Ansor Kota Surabaya dan Perwakilan FPI Jatim dibukukan dalam penandatanganan perdamaian.


Mediasi yang dihadiri oleh Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Rudi Setiawan, Walikota Surabaya Tri Rismaharini, perwakilan TNI, Ketua GP Ansor M Faridz Afif dan Sekjen FPI Jatim Muhammad Khaerudin.


"Setelah berbincang-bincang dan berunding, kami putuskan bahwa tidak ada lagi persoalan di antara kita semua. Yang melakukan kesalahan, kekhilafan, sudah secara ikhlas meminta maaf. Mengakui apa yang telah diperbuatnya merupakan suatu kekhilafan, kesalahan, menyinggung perasaan orang lain, dan berjanji tidak mengulangi lagi. 

Kedua belah pihak sepakat tidak ada lagi bentrokan baik di dunia nyata dan media sosial," kata Kapolrestabes Kombes Pol Rudi Setiawan kepada wartawan di Polrestabes Surabaya, Rabu (29/8/2018).


"Alhamdulillah tercapai suatu kesepakatan. Ini dijadikan role model bagi Kota Surabaya. Kami ini semuanya bagian dari Kota Surabaya yang mencintai perdamaian. Kami sepakat untuk jogo suroboyo. Bahwa setiap persoalan kita selesaikan secara musyawarah, kepala dingin dan hasilnya kita ciptakan Kota Surabaya yang aman dan damai," ujar Rudi.


Rudi berharap kepada pimpinan GP Ansor Surabaya dan FPI Jatim agar bisa mengendalikan anggotanya usai kesepatan perdamaian ini. "Saya rasa kita sebagai seorang pemimpin, kita harus mampu mengendalikan anggota kita," tandas Rudi.


Ketua Gerakan Pemuda Ansor Surabaya M Fatidz Afif mengatakan mediasi berjalan damai dan kedua belah pihak sepakat Jogo Suroboyo.


"Ujaran itu sudah selesai. Kedua belah pihak aman sudah Jogo Suroboyo. Kesepakatannya tidak ada dendam tidak ada perselisiahan, selesai. Mudah-mudahan ini bisa diambil hikmahnya yang baik," ujar Afif.


Afif mengatakan dalam mediasi tersebut Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini juga menyampaikan permintaan maaf mewakili Farid sebagai anggota Banser.


"Tadi bu Risma juga meminta maaf, Farid ini anak saya. Karena Farid juga anak Surabaya, saya juga minta maaf. Itu tadi yang disampaikan bu Risma," kata Afif menirukan perkataan Risma.


Afif juga menegaskan jika banser yang ikut dalam aksi menolakan deklarasi#2019GantiPresiden adalah banser yang non komando.


"Yang ikut kemarin adalah non komando. Saat ini, kami masih menggali fakta yakni dua hal. Apakah mereka ada yang menggerakan atau nurani mereka. Yang jelas bukan saya yang menggerakkan. Bukan pimpinan cabang Ansor Kota Surabaya yang mengerakan," ujar Afif.


Afif menegaskan akan memberikan sanksi kepada anggota Banser Kota Surabaya yang tidak satu komando nantinya. Menurut Afif, ada dua kategori banser yakni struktural dan kultural. Banser kultural, kata Afif, sangat sulit dikendalikan, karena sudah tidak jadi banser tapi jiwanya masih jadi banser.


"Ada sanksi nanti. Kami akan selesaikan di internal, kami akan pecat kalau tidak satu komando," ungkap Afif.


Di tempat yang sama, Sekjen FPI Jatim Muhammad Khaerudin mengatakan mediasi berjalan baik tanpa ada gejolak yang berarti.


"Ternyata kita bukan orang lain, NU-Banser dan FPI bersaudara. Bahkan kita dapat omongan tadi, adanya FPI itu merupakan doa dari sesepuh NU. Jadi tidak masalah. Kita sudah deal tidak ada masalah. Secara tertulis sudah meminta maaf dan secara tertulis juga memaafkan. Sudah tidak ada apa-apa," ujar Khaerudin.


Namun walaupun begitu menurut sumber-sumber FPI, ucapan "Islam tai" yang dilontarkan oleh Farid Alfin bukan merupakan hak nya FPI untuk memberi maaf, karena yang dihujat Farid adalah Islam maka itu hak seluruh umat Islam, bukan cuma FPI. Karena itu FPI menpersilakan bagi pihak siapapun yang ingin memproses hukum Farid.


Sumber: Detik

Subscribe to receive free email updates: